Senin, 09 Oktober 2017


                                                     Kalimantan Selatan











                                                                        


1.     Ibu Kota :  Kalimantan Selatan adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di pulau Kalimantan. Ibu kotanya adalah Banjarmasin.
2.    Berdirinya : DPRD Kalimantan Selatan dengan surat keputusan No. 2 Tahun 1989 tanggal 31 Mei 1989 menetapkan 14 Agustus 1950 sebagai Hari Jadi Provinsi Kalimantan Selatan. Tanggal 14 Agustus 1950 melalui Peraturan Pemerintah RIS No. 21 Tahun 1950, merupakan tanggal dibentuknya provinsi Kalimantan, setelah pembubaran Republik Indonesia Serikat (RIS), dengan gubernur Dokter Moerjan
 3.     Dasar hukum : Berdasarkan Dasar Hukum UU No. 25 Tahun 1956.
4.   Letak  geografis : Secara geografis, Provinsi Kalimantan Selatan berada di antara 114°19’33” – 116°33’28” Bujur Timur dan 1°21’49” – 1°10″14″ Lintang Selatan.  Di sebelah Barat, Provinsi Kalimantan Selatan berbatasan ddengan Provinsi Kalimantan Barat dan di sebelah Timur Provinsi Kalimantan Selatan adalah Selat Makasar. Sedangkan di sebelah Utaranya berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Timur dan di sebelah Selatannya berbatasan dengan Laut Jawa.
 5.      Tanda plat nomor kendaraan : DA ...... A = Kota Banjarmasin
 DA ...... C = Kota Banjarmasin
 DA ...... I = Kota Banjarmasin
 DA ...... J = Kota Banjarmasin
 DA ...... N = Kota Banjarmasin
 DA ...... O = Kota Banjarmasin
 DA ...... Q = Kota Banjarmasin
 DA ...... S = Kota Banjarmasin
 DA ...... V = Kota Banjarmasin
 DA ...... W = Kota Banjarmasin
 DA ...... X = Kota Banjarmasin
 DA ...... Y = Paringin (Kabupaten Balangan)
 DA ...... P = Kota Banjarbaru
 DA ...... R = Kota Banjarbaru
 DA ...... B = Martapura (Kabupaten Banjar)
 DA ...... Q = Martapura (Kabupaten Banjar)
 DA ...... M = Marabahan (Kabupaten Barito Kuala)
 DA ...... D = Kandangan (Kabupaten Hulu Sungai Selatan)
 DA ...... E = Barabai (Kabupaten Hulu Sungai Tengah)
 DA ...... F = Amuntai (Kabupaten Hulu Sungai Utara)
 DA ...... G = Kotabaru (Kabupaten Kota Baru)
 DA ...... Z = Batulicin (Kabupaten Tanah Bumbu)
 DA ...... L = Pleihari (Kabupaten Tanah Laut)
 DA ...... K = Rantau (Kabupaten Tapin)
 DA ...... H = Tanjung (Kabupaten Tabalong)
 DA ...... U = Tanjung (Kabupaten Tabalong)
6.      Luas wilaya : Provinsi Kalimantan Selatan memiliki luas 38.744,23 Km2.
No.
Kabupaten/Kota
Ibu kota
Luas Wilayah
1
Kabupaten Balangan
Paringin
1.878,30 km2
2
Kabupaten Banjar
Martapura
4.668,00 km2
3
Kabupaten Barito Kuala
Marabahan
2.996,46 km2
4
Kabupaten Hulu Sungai Selatan
Kandangan
1.804,94 km2
5
Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Barabai
1.472,00 km2
6
Kabupaten Hulu Sungai Utara
Amuntai
892,7 km2
7
Kabupaten Kotabaru
Kotabaru
9.482,73 km2
8
Kabupaten Tabalong
Tanjung
3.766,97 km2
9
Kabupaten Tanah Bumbu
Batulicin
5.006,96 km2
10
Kabupaten Tanah Laut
Pelaihari
3.631,35 km2
11
Kabupaten Tapin
Rantau
2.700,82 km2
12
Kota Banjarbaru
Banjarbaru
371,00 km2
13
Kota Banjarmasin
Banjarmasin
72,00 km2

7.      Bandar udara :
8.      Pelabuhan laut :
Pelabuhan yg ada di Kalsel :

Kota Banjarmasin (Sungai Barito) :
  1. Pelabuhan Basirih (Kelurahan Mantuil Kec. Banjarmasin Selatan)
  2. Pelabuhan Martapura Baru (Kelurahan Basirih, Kec. Banjarmasin Barat)
  3. Pelabuhan Trisakti  (Jl. Barito Hilir, Kelurahan Telaga Biru, Kec. Banjarmasin Barat)
  4. Pelabuhan Ferry Banjar Raya (Jl. Barito Hulu, Kelurahan Pelambuan, Kec. Banjarmasin Barat)
  5. Pelabuhan Ferry Kuin Jelapat (Jl. Alalak Selatan No. 87, Desa Alalak Selatan, Kec. Banjarmasin Utara)
Kabupaten Barito Kuala (Sungai Barito) :
  1. Pelabuhan Pasar Baru (Kelurahan Marabahan Kota, Kec. Marabahan)
  2. Pelabuhan Sakalajang (Kelurahan Tamban Kecil, Kec. Tamban)
  3. Pelabuhan Tabunganen (Desa Tabunganen Kecil, Kec. Tabunganen)
  4. Pelabuhan Tamban Muara (Desa Tamban Muara, Kec. Tamban)
  5. Pelabuhan Ferry Sei Gampa (Desa Sei Gampa, Kec. Rantau Badauh)
  6. Pelabuhan Ferry Tamban (Desa Tinggiran II, Kec.Tamban)
      Kabupaten Hulu Sungai Selatan (Sungai Nagara) :
  1. Pelabuhan Bajayau (Desa Bajayau, Kec. Daha Barat)
  2. Pelabuhan Nagara  (Desa Tumbukan Banyu, kec. Daha Selatan)
      Kabupaten Hulu Sungai Utara (Sungai Danau Panggang) :
  1. Pelabuhan Danau Panggang (Desa Danau Panggang, Kec. Danau Panggang)
Kabupaten Kotabaru (Selat Makassar) :
  1. Pelabuhan Bakau (Desa Bakau, Kec. Pamukan Utara)
  2. Pelabuhan Geronggong (Desa Geronggong, Kec. Kelumpang Tengah)
  3. Pelabuhan Marabatuan (Desa Tengah, Kec. Pulau Sembilan)
  4. Pelabuhan Matasirih (Desa Teluk Sungai, Kec. Pulau Sembilan)
  5. Pelabuhan Mekar Putih (Desa Lontar, Kec. Pulau Laut Barat)
  6. Pelabuhan Panjang (Kelurahan Kotabaru Tengah, Kec. Pulau Laut Utara)
  7. Pelabuhan Sungai Bali (Desa Sungai Bali, Kec. Pulau Sebuku)
  8. Pelabuhan Tanjung Pangga (Desa Tanjung Pangga, Kec. Kelumpang Selatan)
  9. Pelabuhan Tanjung Tabira (Desa Tanjung Tabira, Kec. Pulau Sebuku)
  10. Pelabuhan Ferry Stagen (Desa Stagen, Kec. Pulau Laut Utara)
  11. Pelabuhan Ferry Tanjung Serdang (Desa Salino, Kec. Pulau Laut Tengah)
  12. Pelabuhan Ferry Tarjun (Desa Tarjun, Kec. Kelumpang Hilir)
     Kabupaten Tanah Bumbu (Selat Makassar) :
  1. Pelabuhan Pagatan (Desa Batuah, Kec. Kusan Hilir)
  2. Pelabuhan Pantai Angsana (Desa Angsana, Kec. Angsana)
  3. Pelabuhan Pelindo (Desa Setarap, Kec. Satui)
  4. Pelabuhan Samudera (Desa Sejahtera, Kec. Batulicin)
  5. Pelabuhan Satui / Pelabuhan Sungai Danau (Desa Sungai Danau, Kec. Satui)
  6. Pelabuhan Sungai Dua Laut (Desa Sungai Dua Laut, Kec. Sungai Loban)
  7. Pelabuhan Tongkang Batang (Kelurahan Tungkaran Pangeran, Kec. Simpang Empat)
  8. Pelabuhan WBM (Desa Sungai Cuka, kec. Satui)
  9. Pelabuhan Ferry Batulicin (Jl. Pelabuhan Batulicin, Kelurahan Batulicin, Kec. Batulicin)
  10. Pelabuhan Ferry Simpang Empat (Kelurahan Tungkaran Pangeran, Kec. Simpang Empat)
  11. Pelabuhan Speed Boat Batulicin (Desa Sejahtera, Kec. Batulicin)
Kabupaten Tanah Laut (Laut Jawa) :
  1. Pelabuhan Kintap (Desa Muara Kintap, Kec. Kintap)
  2. Pelabuhan MCB (Desa Kintap, Kec. Kintap)
  3. Pelabuhan Swarangan / Pelabuhan Pelaihari (Desa Swarangan, Kec. Jorong)
      Kabupaten Tapin (Sungai Margasari) :
  1. Pelabuhan Margasari (Desa Baringin A, Kec. Candi Laras Selatan)
9.      Pahlawan :
A.       PANGERAN ANTASARI
Pangeran Antasari (lahir di Kayu Tangi, Banjar, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan, 1797[2] atau 1809[3] – meninggal di Bayan Begok, Kabupaten Barito Utara, Provinsi Kalimantan Tengah, 11 Oktober 1862 pada umur 53 tahun) adalah seorang Pahlawan Nasional Indonesia.
Ia meninggal karena penyakit paru-paru dan cacar di pedalaman sungai Barito, Kalimantan Tengah. Kerangkanya dipindahkan ke Banjarmasin dan dimakamkan kembali di Taman Makam Perang Banjar Banjarmasin Utara, Banjarmasin. Perjuangan beliau dilanjutkan oleh puteranya Sultan Muhammad Seman dan mangkubumi Panembahan Muda (Pangeran Muhammad Said) serta cucunya Pangeran Perbatasari (Sultan Muda) dan Ratu Zaleha.
Pada 14 Maret 1862 beliau dinobatkan sebagai pimpinan pemerintahan tertinggi di Kesultanan Banjar (Sultan Banjar) dengan menyandang gelar Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin dihadapan para kepala suku Dayak dan adipati (gubernur) penguasa wilayah Dusun Atas, Kapuas dan Kahayan yaitu Tumenggung Surapati/Tumenggung Yang Pati Jaya Raja.
Silsilah
Semasa muda nama dia adalah Gusti Inu Kartapati. Ibu Pangeran Antasari adalah Gusti Hadijah binti Sultan Sulaiman. Ayah Pangeran Antasari adalah Pangeran Masohut (Mas'ud) bin Pangeran Amir. Pangeran Amir adalah anak Sultan Muhammad Aliuddin Aminullah yang gagal naik tahta pada tahun 1785. Ia diusir oleh walinya sendiri, Pangeran Nata, yang dengan dukungan Belanda memaklumkan dirinya sebagai Sultan Tahmidullah. Pangeran Antasari memiliki 3 putera dan 8 puteri.[13] Pangeran Antasari mempunyai adik perempuan yang bernama Ratu Antasari alias Ratu Sultan Abdul Rahman yang menikah dengan Sultan Muda Abdurrahman bin Sultan Adam tetapi meninggal lebih dulu setelah melahirkan calon pewaris kesultanan Banjar yang diberi nama Rakhmatillah, yang juga meninggal semasa masih bayi.
B.        PANGERAN HIDAYATULLAH
Sultan Hidayatullah Halil illah bin Pangeran Ratu Sultan Muda Abdurrahman, atau lebih dikenal sebagai Pangeran Hidayatullah atau Hidayatullah II (lahir di Martapura,1822 – meninggal di Cianjur, Jawa Barat, 24 November 1904 pada umur 82 tahun) adalah salah seorang pemimpin Perang Banjar dan berkat jasa-jasa kepada bangsa dan negara, pada tahun 1999 pemerintah Republik Indonesia telah menganugerahkan Bintang Mahaputera Utama.
Riwayat
Dia diangkat langsung oleh Sultan Adam menjadi Sultan Banjar untuk meneruskan pemerintahan kesultanan Banjar menggantikan sang kakek (Sultan Adam). Hidayatullah menjadi satu-satunya pemimpin rakyat Banjar antara tahun 1859 sampai 1862[5] pasca Hindia Belanda memakzulkan abang tirinya Tamjidullah II sebagai Sultan Banjar versi Belanda pada 25 Juni 1859. Walaupun menurut surat wasiat Sultan Adam ia ditetapkan sebagai Sultan Banjar penggantinya kelak, tetapi masih banyak rintangan yang menghalanginya, oleh Belanda ia hanya mendapat posisi mangkubumi sejak 9 Oktober 1856. Langkahnya sebagai pengganti Sultan Adam menjadi lebih terbuka pada pada Februari 1859, Nyai Ratu Komala Sari (permaisuri almarhum Sultan Adam) beserta puteri-puterinya, telah menyerahkan surat kepada Pangeran Hidayat, bahwa kesultanan Banjar diserahkan kepadanya, sesuai dengan surat wasiat Sultan Adam. Sebelumnya Nyai Ratu Komala Sari sempat mengusulkan satu-satunya puteranya yang masih hidup yaitu Pangeran Prabu Anom sebagai pengganti Sultan Adam. Selanjutnya Pangeran Hidayat mengadakan rapat-rapat untuk menyusun kekuatan dan pada bulan September 1859, Pangeran Hidayatullah II dinobatkan oleh para panglima sebagai Sultan Banjar dan sebagai mangkubumi adalah Pangeran Wira Kasuma, putera Pangeran Ratu Sultan Muda Abdur Rahman dengan Nyai Alimah.
Ayah dia adalah Pangeran Ratu Sultan Muda Abdurrahman bin Sultan Adam Al-Watsiq Billah, sedangkan ibu dia adalah Ratu Siti binti Pangeran Mangkubumi Nata yang juga bangsawan keraton Banjar (golongan tutus/purih raja). Pangeran Hidayatullah mewarisi darah biru keraton Banjar (berdarah kasuma alias ningrat murni) dari kedua orangtuanya, karenanya menurut adat keraton sebagai kandidat utama sebagai Sultan Banjar dibandingkan Pangeran Tamjidullah II yang berasal dari isteri selir (Nyai) yang bukan tutus (bangsawan keraton Banjar). Kandidat yang lain (yang diusulkan permaisuri Sultan Adam) adalah Pangeran Prabu Anom putera almarhum Sultan Adam dengan Nyai Ratu Komalasari, pangeran ini diasingkan Belanda ke Jawa dengan surat yang ditandatangani oleh Sultan Tamjidullah II, sehari setelah pengangkatannya oleh Belanda menjadi Sultan Banjar. Peristiwa diasingkannya Pangeran Prabu Anom / paman Sultan Hidayatullah dan pengasingan Pangeran Tamjidillah membuat geram Sultan Hidayatullah dan bangsawan lainnya. Campur tangan Belanda dalam pengangkatan Sultan Banjar berkaitan status Kesultanan Banjar yang menjadi tanah pinjaman (daerah protektorat) dari VOC-Belanda sejak 13 Agustus 1787 di masa Tahmidullah II.
C.       PANGERAN MUHAMMAD NOOR
Ir. H. Pangeran Muhammad Noor(lahir di Martapura, Hindia Belanda, 24 Juni 1901 – meninggal di Jakarta, 15 Januari 1979 pada umur 77 tahun) adalah mantan Menteri Pekerjaan Umum dan gubernur Kalimantan pada 1901. Ia lahir dari keluarga bangsawan Banjar, karena ia adalah intah (cucu dari cucu) Raja Banjar Sultan Adam al-Watsiq Billah.
Setelah lulus HIS tahun 1917, ia meneruskan ke jenjang MULO dan lulus tahun 1921, lalu lulus dari HBS tahun 1923, dan pada tahun 1923 masuk Technische Hoogeschool te Bandoeng (THS) - sekolah teknik tinggi di Bandung. Pada tahun 1927, ia berhasil meraih gelar Insinyur dalam waktu empat tahun sesuai masa studi, setahun setelah Ir. Soekarno (presiden RI pertama) lulus sebagai insinyur dari TH Bandung.
Pada tahun 1935-1939 ia menggantikan ayahnya Pangeran Muhammad Ali sebagai wakil Kalimantan dalam Volksraad pada masa pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Tahun 1939, ia digantikan Mr. Tadjudin Noor dalam Volksraad.
Pangeran Muhammad Noor adalah salah satu pejuang dalam merebut kemerdekaan di tanah Borneo, sekaligus menjabat Gubernur Borneo (sebelum dimekarkan menjadi beberapa provinsi) pertama berkedudukan di Yogyakarta pada masa pemerintahan Sukarno. Ia juga pernah menugaskan Hasan Basry dan Tjilik Riwut berjuang di Kalimantan merebut kemerdekaan.Ia juga merupakan tokoh pejuang yang berhasil mempersatukan pasukan pejuang kemerdekaan.
Kalimantan ke dalam basis perjuangan yang diberi nama Divisi IV ALRI Pertahanan Kalimantan di bawah pimpinan Hassan Basry (1945-1949) dan juga sebagai anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Pada periode 24 Maret 1956 - 10 Juli 1959, ia ditunjuk oleh Presiden Soekarno sebagai Menteri Pekerjaan Umum. Ketika menjabat Menteri Pekerjaan Umum, ia mencanangkan sejumlah proyek, seperti Proyek Waduk Riam Kanan di Kalimantan Selatan dan Proyek Waduk Karangkates di Jawa Timur. Selain itu, ia juga menggagas Proyek Pasang Surut di Kalimantan dan Sumatera. Ia juga menggagas Proyek Pengembangan Wilayah Sungai Barito yang terbagi menjadi dua bagian, yaitu PLTA Riam Kanan dan Pengerukan Muara/Ambang Sungai Barito yang dilaksanakan pada akhir tahun 1970.
Ia menerima Anugerah Tanda Kehormatan Bintang Mahaputra Utama karena jasa dan pengabdian pada tahun 1973.
Wafat
Pangeran Muhammad Noor wafat pada tanggal 15 Januari 1979 dan dimakamkan di TPU Karet Bivak, Jakarta berdampingan dengan makam istrinya, Gusti Aminah binti Gusti Mohamad Abi. Namun, pada tahun 2010 jenazahnya beserta istrinya dibawa pulang ke kampung halamannya di Martapura atas keputusan keluarga PM Noor. Kemudian pada tanggal 18 Juni 2010 jenazah PM Noor dan Gusti Aminah dimakamkan di komplek pemakaman Sultan Adam Martapura dengan upacara militer. Pangeran Muhammad Noor merupakan cicit dari Ratoe Anom Mangkoeboemi Kentjana bin Sultan Adam.
Namanya diabadikan pada PLTA Waduk Riam Kanan, Kabupaten Banjar yang dinamakan Waduk Ir. H. Pangeran Muhammad Noor.

D.  HASAN BASRY

Brigjen Hasan Basry (lahir di Kandangan, Hulu Sungai Selatan, 17 Juni 1923 – meninggal di Jakarta, 15 Juli 1984 pada umur 61 tahun) adalah seorang tokoh militer dan Pahlawan nasional Indonesia. Ia dimakamkan di Simpang Empat, Liang Anggang, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Dianugerahi gelar Pahlawan nasional Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Presiden No. 110/TK/2001 tanggal 3 November 2001.[1]
Peran di Bidang Pendidikan  
Hassan Basry, bersama rekan-rekan Kesatuan Tentara Nasional Indonesia Divisi Lambung Mangkurat, para pejuang dan tokoh masyarakat, membentuk Dewan Lambung Mangkurat pada tanggal 3-10 Maret 1957. Salah satu rencana kerja adalah mendirikan perguruan tinggi di Kalimantan. Pada pertengahan tahun 1958 dibentuk Panitia Persiapan Pendirian Universitas Lambung Mangkurat yang diketuai Hassan Basry.  Pada 21 September 1958, panitia berhasil mendirikan Universitas Lambung Mangkurat dengan susunan kepemimpinan: Presiden Universitas : Letkol H. Hasan Basry; Wakil Presiden: Mayor Abdul Wahab Syahranie; dan Sekretaris : Drs. Aspul Anwar. Pada awal berdirinya, universitas ini terdiri atas empat fakultas, yaitu: Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, Fakultas Sosial dan Politik, dan Fakultas Islamilogi. Pada tanggal 1 November 1960, Universitas Lambung Mangkurat resmi sebagai perguruan tinggi negeri (PTN).
E.             IDHAM CHALID
Dr. KH. Idham Chalid (lahir di Satui, Kalimantan Selatan, 27 Agustus 1921 – meninggal di Jakarta, 11 Juli 2010 pada umur 88 tahun) adalah salah satu politisi Indonesia yang berpengaruh pada masanya. Ia pernah menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri Indonesia pada Kabinet Ali Sastroamidjojo II dan Kabinet Djuanda. Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua MPR dan Ketua DPR. Selain sebagai politikus ia aktif dalam kegiatan keagamaan dan ia pernah menjabat Ketua Tanfidziyah Nahdlatul Ulama pada tahun 1956-1984.
Latar Belakang 
Idham Chalid lahir pada tanggal 27 Agustus 1921 di Satui, bagian tenggara Kalimantan Selatan. Ia merupakan anak sulung dari lima bersaudara. Ayahnya H Muhammad Chalid, penghulu asal Amuntai yang sekitar 200 kilometer dari Kota Banjarmasin. Saat usia Idham enam tahun, keluarganya hijrah ke Amuntai dan tinggal di daerah Tangga Ulin, kampung halaman leluhur ayahnya. 
Riwayat  
Sejak kecil Idham dikenal sangat cerdas dan pemberani. Saat masuk SR ia langsung duduk di kelas dua dan bakat pidatonya mulai terlihat dan terasah. Keahlian berorasi itu kelak menjadi modal utama Idham Chalid dalam meniti karier di jagat politik.
Selepas SR, Idham melanjutkan pendidikannya ke Madrasah Ar-Rasyidiyyah pada tahun 1922. Idham, yang sedang tumbuh dan gandrung dengan pengetahuan, mendapatkan banyak kesempatan untuk mendalami bahasa Arab, bahasa Inggris, dan ilmu pengetahuan umum. Kemudian Idham melanjutkan pendidikannya ke Pesantren Gontor yang terletak di Ponorogo, Jawa Timur. Kesempatan belajar di Gontor juga dimanfaatkan Idham untuk memperdalam bahasa Jepang, Jerman, dan Prancis.
Tamat dari Gontor, 1943, Idham melanjutkan pendidikan di Jakarta. Di ibukota, kefasihan Idham dalam berbahasa Jepang membuat penjajah Dai-Nipon sangat kagum. Pihak Jepang juga sering memintanya menjadi penerjemah dalam beberapa pertemuan dengan alim ulama. Dalam pertemuan-pertemuan itulah Idham mulai akrab dengan tokoh-tokoh utama NU.
Ketika Jepang kalah perang dan Sekutu masuk Indonesia, Idham Chalid bergabung ke dalam badan-badan perjuangan. Menjelang kemerdekaan, ia aktif dalam Panitia Kemerdekaan Indonesia Daerah di kota Amuntai. Setelah Proklamasi Kemerdekaan, ia bergabung dengan Persatuan Rakyat Indonesia, partai lokal, kemudian pindah ke Serikat Muslim Indonesia.
Tahun 1947 ia bergabung dengan Sentral Organisasi Pemberontak Indonesia Kalimantan, yang dipimpin Hasan Basry yang juga muridnya saat di Gontor. Usai perang kemerdekaan, Idham diangkat menjadi anggota Parlemen Sementara RI mewakili Kalimantan. Tahun 1950 ia terpilih lagi menjadi anggota DPRS mewakili Masyumi. Ketika NU memisahkan diri dari Masyumi, tahun 1952, Idham memilih bergabung dengan Partai Nahdlatul Ulama dan terlibat aktif dalam konsolidasi internal ke daerah-daerah.
Idham memulai kariernya di NU dengan aktif di GP Ansor. Tahun 1952 ia diangkat sebagai ketua PB Ma’arif, organisasi sayap NU yang bergerak di bidang pendidikan. Pada tahun yang sama ia juga diangkat menjadi sekretaris jenderal partai, dan dua tahun kemudian menjadi wakil ketua. Selama masa kampanye Pemilu 1955, Idham memegang peran penting sebagai ketua Lajnah Pemilihan Umum NU.
Sepanjang tahun 1952-1955, ia, yang juga duduk dalam Majelis Pertimbangan Politik PBNU, sering mendampingi Rais Am K.H. Abdul Wahab Hasbullah berkeliling ke seluruh cabang NU di Nusantara.
Dalam Pemilu 1955, NU berhasil meraih peringkat ketiga setelah PNI dan Masyumi. Karena perolehan suara yang cukup besar dalam Pemilu 1955, pada pembentukan kabinet tahun berikutnya, Kabinet Ali Sastroamidjojo II, NU mendapat jatah lima menteri, termasuk satu kursi wakil perdana menteri, yang oleh PBNU diserahkan kepada Idham Chalid. Pada Muktamar NU ke-21 di Medan bulan Desember tahun yang sama, Idham terpilih menjadi ketua umum PBNU. Saat dipercaya menjadi orang nomor satu NU ia masih berusia 34 tahun. Jabatan tersebut dijabatya hingga tahun 1984 dan menjadikannya orang terlama yang menjadi ketua umum PBNU selama 28 tahun.
Kabinet Ali Sastroamijoyo hanya bertahan setahun, berganti dengan Kabinet Djuanda. Namun Idham Chalid tetap bertahan di posisi wakil perdana menteri sampai Dekrit Presiden tahun 1959. Idham kemudian ditarik menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung, dan setahun kemudian menjadi wakil ketua MPRS.
Pertengahan tahun 1966 Orde Lama tumbang dan tampillah Orde Baru. Namun posisi Idham di pemerintahan tidak ikut tumbang. Dalam Kabinet Ampera I, Kabinet Ampera II dan Kabinet Pembangunan I yang dibentuk Soeharto, ia dipercaya menjabat Menteri Kesejahteraan Rakyat. Kemudian, di akhir tahun 1970 dia juga merangkap jabatan sebagai Menteri Sosial untuk melanjutkan tugas dari mendiang A.M. Tambunan yang telah meninggal dunia pada 12 Desember 1970 sampai dengan terpilihnya pengganti yang tetap sampai akhir masa bakti Kabinet Pembangunan I pada tahun 1973.
Nahdlatul Ulama di bawah kepemimpinan Idham kembali mengulang sukses dalam Pemilu 1971. Namun setelah itu pemerintah melebur seluruh partai menjadi hanya tiga partai: Golkar, PDI, dan PPP dan NU tergabung di dalam PPP.
Idham Chalid menjabat presiden PPP, yang dijabatnya sampai tahun 1989. Ia juga terpilih menjadi ketua MPR/DPR RI sampai tahun 1977. Jabatan terakhir yang diemban Idham Chalid adalah ketua Dewan Pertimbangan Agung sampai tahun 1983.
Pahlawan nasional
Idham Chalid diangkat menjadi Pahlawan Nasional Indonesia, bersama dengan 6 tokoh lain, berdasarkan Keppres Nomor 113/TK/Tahun 2011 tanggal 7 November 2011.[2][3] Ia merupakan putera Banjar ketiga yang diangkat sebagai Pahlawan Nasional setelah Pangeran Antasari dan Hasan Basry.
F.        DEMANG LEHMAN
Demang Lehman, kemudian bergelar Kiai Adipati Mangku Negara (lahir di Barabai tahun 1832 - meninggal di Martapura tanggal 27 Februari 1864 pada umur 32 tahun) adalah salah seorang panglima perang dalam Perang Banjar. Dia terlahir dengan nama Idies Gelar Kiai Demang merupakan gelar untuk pejabat yang memegang sebuah lalawangan (distrik) di Kesultanan Banjar. Demang Lehman semula merupakan seorang panakawan (ajudan) dari Pangeran Hidayatullah II sejak tahun 1857. Oleh karena kesetiaan dan kecakapannya dan besarnya jasa sebagai panakawan dari Pangeran Hidayatullah II, dia diangkat menjadi Kiai sebagai lalawangan/kepala Distrik Riam Kanan (tanah lungguh Pg. Hidayatullah II). Demang Lehman memegang pusaka kerajaan Banjar yaitu Keris Singkir dan sebuah tombak bernama Kalibelah yang berasal dari Sumbawa.
Pada awal tahun 1859 Nyai Ratu Komala Sari, permaisuri almarhum Sultan Adam, telah menyerahkan surat kepada Pangeran Hidayatullah II, bahwa kesultanan Banjar diserahkan kepadanya, sesuai dengan surat wasiat Sultan Adam. Selanjutnya Pangeran Hidayat mengadakan rapat-rapat untuk menyusun kekuatan dan memberi bantuan kepada Tumenggung Jalil (Kiai Adipati Anom Dinding Raja) berupa 20 pucuk senapan. Sementara itu Pangeran Antasari dan Demang Lehman mendapat tugas yang lebih berat yaitu mengerahkan kekuatan dengan menghubungi Tumenggung Surapati dan Pembakal Sulil di daerah Barito (Tanah Dusun), Kiai Langlang dan Haji Buyasin di daerah Tanah Laut.
Perlawanan rakyat terhadap Belanda berkobar di daerah-daerah di bawah pimpinan Pangeran Antasari yang berahsil menghimpun pasukan sebanyak 3.000 orang dan menyerbu pos-pos Belanda. Pos-pos Belanda di Martapura dan Pengaron diserang oleh pasukan Antasri pada tanggal 28 April 1859. Di samping itu, kawan-kawan seperjuangan Pangeran Antasari juga telah mengadakan penyerangan terhadap pasukan-pasukan Belanda yang dijumpai. Pada saat pangeran Antasari mengepung benteng Belanda di Pengaron, Kiai Demang Leman dengan pasukannya telah bergerak disekitar Riam Kiwa dan mengancam benteng Belanda di Pengaron. Bersama-sama dengan Haji Nasrun pada tanggal 30 Juni 1859, kiai Demang Leman menyerbu pos Belanda yang berada di istana Martapura. Dalam bulan Agustus 1859 bersama Haji Buyasin dan Kiai Langlang, Kiai Demang Leman berhasil merebut benteng Belanda di Tabanio.
Pada tanggal 27 September 1859 pertempuran terjadi juga di benteng Gunung Lawak yang dipertahankan oleh Kiai Demang Leman dan kawan-kawan. Dalam pertempuran ini kekuatan pasukan Kiai Demang Leman ternyata lebih kecil dibandingkan dengan kekuatan musuh sehingga ia terpaksa mengundurkan diri. Karena rakyat berkali-kali melakukan penyerangan gerilya, Belanda setalah beberapa waktu lamanya menduduki benteng tersebut, kemudian merusak dan meninggalkannya. Sewaktu meninggalkan benteng, pasukan Belanda mendapat serangan dari pasukan Kiai Demang Leman yang masih aktif melakukan perang gerilya di daerah sekitarnya.

10.  Perguruan tinggi negeri dan swasta :
Akademi
Nama
Lokasi
Status
Kota Banjarmasin
Swasta
Kota Banjarmasin
Swasta
Kota Banjarmasin
Swasta
Kota Banjarmasin
Swasta
Kota Banjarmasin
Swasta
Kota Banjarmasin
Swasta
Kota Banjarmasin
Swasta
Kota Banjarmasin
Swasta
Kota Banjarmasin
Swasta
Swasta
Kota Banjarbaru
Swasta
Kota Banjarbaru
Swasta
Kota Banjarbaru
Swasta
Kota Banjarbaru
Swasta
swasta
Kabupaten Banjar
swasta
swasta
Kabupaten Hulu Sungai Tengah
swasta

 Institut

Nama
Lokasi
Status
Kota Banjarmasin

Politeknik

Nama
Lokasi
Status
Kota Banjarmasin
Negeri
Kota Banjarmasin
Swasta
Kota Banjarbaru
negeri-kedinasan
Negeri
Swasta
Swasta

Sekolah Tinggi

Nama
Lokasi
Status
Kota Banjarmasin
swasta
Kota Banjarmasin
swasta
Kota Banjarmasin
swasta
Kota Banjarmasin
swasta
Kota Banjarmasin
swasta
Kota Banjarmasin
swasta
Kota Banjarmasin
swasta
Kota Banjarmasin
swasta
Kota Banjarmasin
swasta
Kota Banjarmasin
swasta
Kota Banjarmasin
swasta
Kota Banjarmasin
swasta
Kota Banjarmasin
swasta
Kota Banjarmasin
swasta
Kota Banjarbaru
swasta
Kota Banjarbaru
swasta
Kota Banjarbaru
swasta
Kota Banjarbaru
swasta
Kabupaten Banjar
swasta
swasta
swasta
Kabupaten Hulu Sungai Utara
swasta
Kabupaten Hulu Sungai Utara
swasta
Kabupaten Hulu Sungai Utara
swasta
Kabupaten Kotabaru
Swasta
Swasta
Swasta

Universitas

Nama
Lokasi
Status
Kota Banjarmasin & Banjarbaru
Negeri
Kota Banjarmasin & Banjarbaru
swasta
Kota Banjarmasin
swasta

11.  Makanan khas daerah :
1.         Soto Banjar

Mungkin yang paling terkenal dari semua makanan khas Kalimantan Selatan adalah Soto Banjar, bahkan banyak restoran dan warung makan di Indonesia yang mengunakan Soto Banjar sebagai salah satu menu spesialnya.
Soto Banjar ini sebetulnya tidak jauh berbeda dengan jenis Soto pada umumnya di Indonesia, perbedaannya mungkin hanya pada kuahnya yang lebih bening. Walaupun begitu ada juga Soto Banjar yang kuahnya agak keruh.
Keunikan Soto Banjar dibanding jenis Soto lain di Indonesia yaitu tidak mengunakan nasi melainkan pakai ketupat, dan katanya lebih nikmat lagi kalau disantap bersama Sate.
Bahan - bahan :
  • Bersihkan 400 gram ikan gabus segar, keluarkan jeroan ikannya.
  • Memarkan 2 batang serai
  • Memarkan 2 cm lengkuas
  • Air asam jawa sebanyak 2 sendok makan
  • Minyak secukupnya untuk menumis
Bahan bumbu halus :
  • Bawang merah sebanyak 5 butir
  • Bawang putih sebanyak 3 siung
  • Sangrai 3 butir kemiri
  • Merica sebanyak ½ sendok teh
  • Ketumbar sebanyak 2 sendok teh
  • Kunyit seukuran 3 cm
  • Kencur seukuran 3 cm
  • Gula pasir sebanyak ½ sendok teh
  • Garam sebanyak 1 sendok teh
  • Terasi sebanyak ½ sendok the
Cara membuat Panggang Kalak :
  1. Pertama anda cuci bersih ikan gabusnya. Pastikan semua bagian ikan tercuci bersih.
  2. Kemudian haluskan semua bahan bumbu halus dengan cara diulek. Dengan cara diulek, bumbu akan mengeluarkan bau yang harum dan memberikan rasa yang khas bagi ikannya.
  3. Selanjutnya anda siapkan wajan dan beri minyak secukupnya. Tumis bumbu yang sudah dihaluskan tadi sampai mengeluarkan bau harum.
  4. Sambil diaduk-aduk lalu masukkan serai yang sudah dimemarkan beserta lengkuas dan 2 sendok makan air asam jawa.
  5. Setelah tumisan bumbu sudah selesai, angkat dan masukkan tumisan bumbu kedalam perut ikan gabus yang sudah dibersihkan tadi. Kemudian tekuk ikan dan ikat melingkar ekornya hingga menempel pada kepala ikan.
  6. Siapkan pembakaran dan bakar ikan diatas arang dengan dialasai daun pisang. Bakar ikan sampai matang dan jangan lupa untuk membolak - balik ikan ketika dibakar.
  7. Angkat ikan gabus dan sajikan diatas daun pisang.
  8. Panggang Kalak pun siap disantap.
2.             Ketupat Kandangan


     Makanan khas Kalimantan Selatan selanjutnya yaitu Ketupat Kandangan. Makanan ini mungkin tidak   asing bagi sebagian orang karena di Kalimantan Selatan dan sekitarnya, makanan ini sudah terkenal dimana-mana.
Berbeda dengan Soto Banjar, Ketupat Kandangan memiliki kuah yang keruh karena ditambahkan santan sebagai penambah citarasanya. Selain itu, terkadang ditambahkan ikan atau telur sebagai variasi lauknya.
Perbedaan Ketupat Kandangan dengan ketupat pada umumnya yaitu nasi ketupatnya agak lebih keras. Tapi, hal ini bukanlah mengurangi citarasanya, justru malah meningkatkan kenikmatan ketupat tersebut. Yang belum coba, wajib mencicipinya.
Bahan :
  1. 1 ekor ikan cakalang (tongkol)
  2. 5 bh bawang merah
  3. 2 siung bawang putih
  4. 1 ruas jahe
  5. 15 bh cabe rawit
  6. 5 bh cabe merah
  7. ¼ ltr minyak kelapa, untuk menumis
  8. Garam secukupnya
  9. Sereh secukupnya
  10. Daun bawang secukupnya
Cara membuat :
  1.  Ikan cakalang dibersihkan, dikukus lalu dibersihkan dari tulang-tulangnya, lalu ikannya disuir-suir.
  2.  Bawang merah, bawang putih, jahe, cabe rawit, cabe merah semuanya dihaluskan.
  3.  Sereh dimemarkan, daun bawang diiris tipis-tipis.
  4.  Bumbu yang telah dihaluskan ditumis hingga harum, lalu tambahkan sereh, daun bawang.
  5.  Setelah bumbunya agak matang, tambahkan ikan cakalang yang sudah disuir, aduk hingga rata dan masak hingga kering.
  6. Angkat.
3. Patin Baubar



Patin Baubar adalah pepes Ikan Patin yang dibumbui dengan berbagai rempah-rempah kemudian dimasak dengan cara dibakar ditungku dan bara api sampai rempah-rempah tersebut meresap ke Ikan Patin tersebut.
Dengan cara masak seperti inilah yang membuat Ikan Patin ini jadi lebih nikmat dan katanya, makanan khas Kalimantan Selatan yang satu ini sangat nikmat disajikan dengan nasi putih hangat saja.
Perlu diketahui juga, di perairan seperti sungai-sungai di Kalimantan Selatan sangat mudah mendapat Ikan Patin, bahkan sekarang ini banyak warga disana yang membudidayakan Ikan Patin dan warga di Kalimantan Selatan sering memasak Ikan Patin dengan cara dipepes atau dibakar.
Bahan :
2 ekor ikan patin ukuran kecil utuh
1 sdt air jeruk nipis
2 lembar daun salam
3 cm lengkuas, dimemarkan
2 batang serai, diambil putihnya, dimemarkan
3 lembar daun jeruk, dibuang tulangnya
4 sdt garam
1 sdt gula merah sisir
100 ml santan dari 1/4 butir kelapa
1 sdm air asam dari 1 sendok teh asam jawa dilarutkan dengan 2 sendok makan air
3 tangkai daun kemangi, dipetiki daunnya
3 sdm minyak untuk menumis
2 buah bambu diameter 8 cm panjang 35 cm
daun pisang untuk membungkus

Bumbu Halus :
8 buah cabai merah besar
4 buah cabai rawit merah
10 butir bawang merah
3 siung bawang putih
4 butir kemiri, disangrai
3 cm kunyit, dibakar
3 cm jahe

Cara membuat :
Lumuri ikan patin dengan 1 sendok teh garam dan air jeruk nipis. Diamkan 15 menit.
Tumis bumbu halus, daun salam, lengkuas, serai, dan daun jeruk sampai harum.
Tambahkan sisa garam dan gula merah. Aduk rata. Tuang santan dan air asam. Aduk rata. Masukkan daun kemangi. Aduk sampai layu. Angkat.
Ambil daun pisang. Beri sedikit tumisan bumbu. Letakkan ikan di atasnya. Tutup dengan sisa tumisan bumbu. Bungkus. Masukkan ke dalam bambu.
Bakar sampai matang dan bumbu meresap.
Sajikan
         4.       Manday

Selanjutnya adalah Manday. Makanan khas Kalimantan Selatan yang satu ini terbuat dari kulit cempedak atau kalau orang Kalimantan Selatan menyebutnya tiwadak yang diawetkan dalam waktu yang cukup lama.
Proses pengawetannya pun cukup sederhana yaitu dicampur dengan garam, kemudian didiamkan dalam tempat yang tertutup rapat. Sedangkan lama pengawetan tergantung selera masing-masing, makin lama semakin asam rasanya dan semakin enak.
Manday umumnya dimasak dengan cara di goreng, walaupun ada juga yang memasaknya dengan cara digulai dan dibakar. Dengan ditambah beberapa rempah-rempah maka rasa asam dari kulit cempedak pasti enak rasanya.
Bahan
Kulit cempedak yang sudah dibersihkan (mandai), minyak goreng
 1. Bumbu 
2. Bawang merah
3. Bawang putih
4. Lombok merah/hijau
5. Garam, semua bumbu secukupnya.

Cara membuat :
1. kulit cempedak yang sudah dibersihkan dipotong-potong, besarnya tergantung keinginannya ada yang suka potongan besar ada juga yang kecil-kecil.
2. bumbu-bumbu dikumpulkan kemudian dihaluskan bersamaan.
3. campurkan mandai tadi ke dalam bumbu, dioles-oles atau cara apa saja yang penting mandai dan bumbu menyatu.
4. panaskan minyak goreng, tunggu sampai panasnya merata agar menggoreng mandainya mudah.
5. yang terakhir gorenglah mandai di dalam minyak yang sedang panas-panasnya untuk mendapatkan hasil yang aduhai 
          5.   Gangan Asam Banjar

Gangan Asam Banjar adalah salah satu sayur khas Kalimantan Selatan. Untuk membuat sayur ini harus mengunakan Ikan Haruan atau Ikan Gabus, atau bisa juga diganti dengan Ikan Patin yang banyak terdapat di sungai-sungai Kalimantan Selatan.
Sesuai dengan namanya, sayur berkuah warna kuning ini memiliki rasa sedikit asam, gurih, dan segar yang pasti mengugah selera untuk segera menyantapnya. Katanya, sayur ini lebih nikmat kalau disantap dengan nasi putih hangat.
Bahan:
  • 1 L air
  • 1 buah mentimun sedang, potong bulat
  • 10 batang/± 50 g buncis, potong serong 5 cm
  • 100 gr kol, potong-potong
  • 2 buah tomat, belah empat
  • 1 ikat/± 150 g sayur/cekur manis (dapat diganti katuk)
  • 1 batang serai, ambil putihnya, memarkan
  • 2 sdt air asam jawa (dari 1 sdt asam jawa dan 2 sdm air)
  • 2 cm laos, memarkan
Bumbu, halus:
  • 4 butir bawang merah
  • 2 siung bawang putih
  • 1 cm kunyit, bakar
  • 3 butir kemiri, sangrai
  • 1 sdt garam
  • ½ sdt merica
  • ½ sdt gula pasir
Cara Membuat:
  1. Rebus air bersama bumbu halus, serai dan laos hingga mendidih dan bumbu matang.
  2. Masukkan buncis dan kol, masak hingga setengah matang. Tambahkan sisa bahan, aduk rata. Angkat. Sajikan
            6.      Bingka


Bingka adalah salah satu cemilan makanan khas Kalimantan Selatan, atau lebih tepatnya adalah cemilan khas dari suku Banjar yaitu suku asli Kalimantan Selatan. Sedangkan rasanya adalah manis, lembut dan sedikit berlemak.
Cemilan ini biasanya disajikan bersama cemilan dan kue khas Kalimantan Selatan lainnya untuk acara pernikahan. Selain itu, Bingka juga salah satu makanan favorit untuk berbuka puasa di Kalimantan Selatan.
Makanan ini terbuat dari adonan tepung terigu, santan, telur, garam, dan gula pasir. Kemudian dipanggang mengunakan cetakan yang berbentuk bunga. Selain itu, terdapat berbagai varian rasa seperti Labu, Kentang, Tapai, dan Pandan.
Bahan-bahan yang di siapkan
- Siapkan 150 gram gula pasir
- Siapkan 350 gram kentang kukus yang sudah di haluskan
- SIapkan 150 gram tepung terigu
Siapkan 5 butir telur ayam atau telur bebek
- Siapkan 1 sdt vanili bubuk
- Siapkan 1 sdt garam
- Siapkan 350 ml santan kental, didihkan lalu dinginkan
- Siapkan 75 ml susu kental manis
- Siapkan 100 gram mentega cair
Cara membuat kue bingka kalimantan yang enak
1. yang pertama siapkan oven dengan suhu 180 derajat celcius
2. kocok atau aduk telur bersama gula pasir hingga seluruh gula larut
3. campurkan jadi satu, di tambah dengan kentang kukus, tepung terigu, tambahkan vanili dan garam aduk hingga rata dan uleni
4. campur juga jadi satu, santan kental, susu kental manis, dan mentega yang sudah di cairkan aduk hingga benar-benar rata
5. kemudian masukan campuran tepung kentang ke dalam adonan telur dan gula
6. berganti-gantian dengan campuran santan- susu, aduk dan ulen hingga semua tercampur dengan rata
7. tuangkan  adonan ke dalam loyang khusus bingka bergaris tengah 20 cm yang sudah di olesi sebelum nya dengan margarin
8. kemudian panggang selama 25 menit hingga matang dan warna berubah menjadi kuning kecoklatan  lalu dingin kan
9 setelah dingin keluarkan dari loyang lalu sajikan
        7.      Amparan Tatak


Satu lagi kue khas Kalimantan Selatan yang menarik diketahui yaitu Amparan tatak. Kue ini sudah tidak asing lagi di sana dan rasanya manis. Sedangkan cara pembuatannya pun sederhana saja dan tidak sulit.
Bahan yang diperlukan adalah tepung beras dan santan, sedangkan bahan isian dari makanan khas Kalimantan Selatan yang satu ini adalah pisang atau terkadang bisa juga diisi dengan Nangka dan ditambah daun Pandan agar lebih nikmat.
bahan-bahan/bumbu-bumbu:
bahan i:
800 ml santan dari 1 butir kelapa
3 lembar daun pandan, diikat
200 gram tepung beras
100 gram tepung sagu
100 gram gula pasir
1/2 sendok teh garam
2 buah pisang tanduk, dikukus, dikupas, dibelah dua, dan dipotong memanjang

bahan ii:
350 ml santan dari 1/2 butir kelapa
3 lembar daun pandan, diikat
100 gram tepung beras
25 gram tepung sagu
75 gram gula pasir
1/4 sendok teh garam
Cara membuat:
  1. Bahan I, rebus santan dan daun pandan sampai harum. Dinginkan. Tuang sedikit demi sedikit di atas campuran  tepung beras, tepung sagu, gula pasir, garam, sambil diaduk rata. Sisihkan.
  2. Bahan II, rebus santan dan daun pandan sampai harum. Dinginkan. Tuang sedikit demi sedikit ke dalam campuran tepung beras, tepung sagu, gula pasir, garam, dan santan sambil diaduk rata. Sisihkan.
  3. Tuang adonan bahan I ke dalam loyang loaf ukuran 30x12x8 cm yang dioles minyak dan dialas plastik. Kukus di atas api sedang 30 menit sampai matang.
  4. Tata potongan pisang. Tuang adonan bahan II di atasnya.
  5. Kukus lagi di atas api sedang 30 menit sampai matang.
          8.      Iwak Pakasam (Iwak Basamu)



Pembuatan Iwak Pakasam atau kadang juga disebut Iwak Basamu ini hampir sama dengan Manday, perbedaannya hanya bahan dasarnya yaitu ikan seperti Ikan Haruan (Ikan Gabus), Ikan Pepuyu, Ikan Mangki, dan Ikan Sepat.
Proses pembuatannya yaitu ikan yang sudah dibersihkan akan diberikan garam seperti Manday dan diberi juga samu yaitu beras yang sudah ditumbuk tapi masih berbentuk. Kemudian ikan tersebut didiamkan beberapa waktu.
Lamanya pengawetannya tergantung selera masing-masing, ada yang berbulan-bulan saja, tapi ada juga yang bertahun-tahun. Katanya, semakin lama maka akan semakin asin dan enak rasanya. Ikan ini biasa dimasak dengan bawang goreng.
Cara Memasak Iwak Pakasam atau Iwak Samu
Cara memasak olahan ikan berbentuk iwak pakasam atau iwak samu ini sangat sederhana. Tetapi, dijamin rasanya gurih dan harum. Berikut langkah-langkahnya.
  • Siapkan iwak samu atau pakasam yang akan dimasak (digoreng).
  • Siapkan irisan 5 butir bawang merah, tomat (boleh yang merah boleh juga yang masih hijau), cabe hijau 3 buah, cabe merah 1 buah. (Sebagian masyarakat bahkan juga menambahkan bumbu lain seperti irisan bawang putih, batang sereh/serai yang telah dimemarkan, hingga buah belimbing wuluh).
  • Panaskan minyak goreng di atas wajan secukupnya sekira-kira seluruh ikan cukup terbasahi oleh minyak goreng. (Jangan menggunakan terlalu banyak minyak karena nanti samu atau beras sangrai yang membaluri ikan cepat gosong dan terlepas dari ikan).
  • Goreng ikan sampai masak. Jangan terlalu kering. 
  • Tambahkan irisan bumbu-bumbu bawang merah, tomat, dan cabe. Biarkan selama 2-3 menit.
  • Angkat ikan dari wajan dan tiriskan sisa minyak.
  • Ikan pakasam atau samu siap dinikmati bersama nasi putih yang panas mengepul-ngepul.
Itulah ulasan tentang iwak pakasam atau iwak samu, olahan ikan sungai atau rawa yang khas dari masyarakat suku banjar.
         9.       Kelepon Martapura

Makanan khas Kalimantan Selatan selanjutnya yaitu Kelepon Martapura. Makanan ini dikenal sebagai jajanan pasar dan terkenal dengan semboyannya “Pacah di ilat” yang kalau dalam bahasa Indonesia artinya pecah di lidah.
Ini adalah salah satu makanan khas yang paling enak dimakan pada sore hari sambil bersantai dan makanan ini banyak ditemukan di kota Martapura yaitu ibukota salah satu kabupaten di Kalimantan Selatan.
Bahan yang dibutuhkan :
ü  450 gr tepung ketan putih
ü  50 gr tepung beras
ü  1/2 sendok teh garam halus
ü  gula merah secukupnya (disisir halus)
ü  air secukupnya
ü  1 lembar daun pandan
ü  kelapa parut yang tidak terlalu tua secukupnya untuk taburan
ü  pasta pandan secukupnya

Ø  Cara Membuat :
ü  Campurkan tepung ketan dan tepung beras dalam satu wadah, aduk rata
ü  Masukkan pasta pandan secukupnya kedalam campuran tepung, aduk rata
ü  Tuang air sedikit demi sedikit sambil diuleni hingga adonan pas
ü  Bentuk bulat-bulat adonan yang sudah diuleni sampai kalis dan beri isi gula merah pada bagian tengahnya ( lakukan sampai adonan pas )
ü  Rebus adonan yang sudah dibentuk bulat dalam air yang mendidih sampai benar-benar matang
ü  Sambil menunggu adonan matang, campurkan kelapa parut dengan sedikit garam lalu dikukus sebentar
ü  Angkat adonan lalu tiriskan kemudian gulingkan dengan kelapa parut yang sudah dikukus hingga merata
ü  Kue klepon gula merah siap untuk dinikmati.

1              10.  Gangan Humbut


Makanan khas Kalimantan Selatan yang terakhir yaitu Gangan Humbut. Makanan ini memiliki rasa yang sedikit manis tapi justru rasa manis itulah yang mampu mengugah selera dan biasanya disantap dengan sepiring nasi hangat.
Humbut sendiri berasal dari bagian inti pohon kelapa (nyiur) yang kemudian diolah menjadi sayur dan biasanya makanan khas ini disajikan sebagai menu wajib di acara hajatan seperti perkawinan dan sebagainya.
Nah, itulah beberapa makanan khas Kalimantan Selatan. Sebenarnya masih banyak makanan khas asal Kalimantan Selatan, tapi karena terbatas infomasi yang ada mungkin cukup itu dulu dan semoga informasi ini bermamfaat terutama untuk mereka yang berencana berkunjung ke Kalimantan Selatan dalan waktu dekat.
berikut ini Resep Gangan Humbut:
Bahan yang diperlukan:
  • 3 ons rebung, potong sesuai selera
  • ½ kg iga sapi, potong sesuai selera
  • 3 ½ sdt garam
  • 1 sdt gula pasir
  • 1 cm lengkuas, memarkan
  • 2 lembar daun salam
  • 1 ons parutan kelapa, sangrai dan haluskan
  • ¾ liter santan dari 1 butir kelapa
  • 1 liter air
Bumbu yang dihaluskan:
·         6 siung bawang merah
·         3 siung bawang putih
·         ½ sdt jintan
·         1 sdm ketumbar
·         2 cm kunyit, bakar
·         2 buah cabai merah keriting
·         2 buah cabai merah besar
·         2 butir kemiri, sangrai
Cara membuat Gangan Humbut Asli Khas kalimantan Selatan:
  1. Langkah pertama, cuci bersih iga sapi dan rebung yang sudah dipotong. Angkat dan tiriskan
  2. Kemudian rebus potongan iga sapi hingga matang. Namun, jangan buang air sisa rebusan iga sapi tadi dan ukur kaldu nya kira-kira ½ liter.
  3. Selanjutnya, panaskan minyak goreng. Lalu tumis bumbu yang sudah dihaluskan, lengkuas, dan daun salam hingga harum.
  4. Lalu masukkan iga sapi yang sudah direbus tadi. Aduk hingga rata
  5. Tambahkan parutan kelapa yang sudah disangrai sambil tetap diaduk hingga merata.
  6. Lalu tuangkan air kaldu nya tadi bersama gula pasir dan garam. Masak hingga mendidih.
  7. Setelah mendidih, masukkan potongan rebung dan santan. Aduk-aduk dan masak hingga matang. Angkat
  8. Gangan Humbut Asli Khas kalimantan Selatan siap dihidangkan.
12.  Objek wisata :
Sektor pariwisata merupakan peluang usaha yang potensial di Kalimantan Selatan karena banyak objek-objek wisata yang sering dikunjungi oleh wisatawan, baik dari dalam negeri mau pun dari mancanegara.
 Kalimantan Selatan memiliki hampir semua jenis objek wisata alam seperti laut, pantai, danau, dan gunung. Selain itu pariwisata Kalimantan Selatan juga banyak menjual budayanya yang khas, seperti Festival Pasar Terapung, Festival Tanglong, dan lain-lain. Disamping wisata alam dan budaya, Kalimantan Selatan juga terkenal dengan wisata kulinernya
13.  Peninggalan sejarah :
        a.      Candi Agung Amuntai
Peninggalan-peninggalan bersejarah awal dari kehidupan zaman dulu yang menjadi peradaban kuno,di kalimantan selatan yang condong berkebudayaan sungai yang masih melekat sampai sekarang,peninggalan dari kebudayaan pada awal perang banjar sampai terbentuknya kerajaan banjar. salah satu peninggalan bersejarah di kalimantan selatan antara lain Candi Agung.candi agung Amuntai merupakan peninggalan Kerajaan Negaradipa yang dibangun oleh Empu Jatmika abad ke XIV Masehi. Dari kerajaan ini akhirnya melahirkan Kerajaan Daha di Negara dan Kerajaan Banjarmasin. Menurut cerita, Kerajaan Hindu Negaradipa berdiri tahun 1438 di persimpangan tiga aliran Sungai, Tabalong, Balangan, dan Negara. Cikal bakal Kerajaan Banjar itu diperintah oleh Pangeran Surianata dan Putri Junjung Buih dengan kepala pemerintahan Patih Lambung Mangkurat. Negaradipa kemudian berkembang menjadi Kota Amuntai  Candi Agung diperkirakan telah berusia 740 tahun. Bahan material Candi Agung ini didominasi oleh batu dan kayu. Kondisinya masih sangat kokoh. Di candi ini juga ditemukan beberapa benda peninggalan sejarah yang usianya kira-kira sekitar 200 tahun SM. Batu yang digunakan untuk mendirikan candi ini pun masih terdapat disana. Batunya sekilas mirip sekali dengan batu bata merah. Namun bila disentuh terdapat perbedaannya, lebih berat dan lebih kuat dari bata merah biasa.Situs Candi Agung, yang merupakan bagian dari lambang daerah HSU, dengan menggunakan cara supranatural.candi agung sekarang dikonstruksi menyerupai bentuk candi agung terdahulu tanpa merubah letak,hanya saja bangunan candi agung sekarang dibuat seperti rumah banjar dan di jadikan tempat wisata.
2.    Mesjid Sultan Suriansyah
Masjid Sultan Suriansyah adalah sebuah masjid bersejarah yang merupakan masjid tertua di Kalimantan Selatan. Masjid ini dibangun di masa pemerintahan Sultan Suriansyah (1526-1550), raja Banjar pertama yang memeluk agama Islam. Masjid ini terletak di Kelurahan Kuin Utara, Banjarmasin Utara, Banjarmasin, kawasan yang dikenal sebagai Banjar Lama merupakan situs ibukota Kesultanan Banjar yang pertama kali.
Bentuk arsitektur dengan konstruksi panggung dan beratap tumpang, merupakan masjid bergaya tradisional Banjar. Masjid bergaya tradisional Banjar pada bagian mihrabnya memiliki atap sendiri terpisah dengan bangunan induk. Masjid ini didirikan di tepi sungai Kuin.

a.Kondisi ruang mesjid
Pola ruang pada Masjid Sultan Suriansyah merupakan pola ruang dari arsitektur Masjid Agung Demak yang dibawa bersamaan dengan masuknya agama Islam ke daerah ini oleh Khatib Dayan. Arsitektur mesjid Agung Demak sendiri dipengaruhi oleh arsitektur Jawa Kuno pada masa kerajaan Hindu. Identifikasi pengaruh arsitektur tersebut tampil pada tiga aspek pokok dari arsitektur Jawa Hindu yang dipenuhi oleh masjid tersebut. Tiga aspek tersebut : atap meru, ruang keramat (cella) dan tiang guru yang melingkupi ruang cella. Meru merupakan ciri khas atap bangunan suci di Jawa dan Bali. Bentuk atap yang bertingkat dan mengecil ke atas merupakan lambang vertikalitas dan orientasi kekuasaan ke atas. Bangunan yang dianggap paling suci dan dan penting memiliki tingkat atap paling banyak dan paling tinggi. Ciri atap meru tampak pada Masjid Sultan Suriansyah yang memiliki atap bertingkat sebagai bangunan terpenting di daerah tersebut. Bentuk atap yang besar dan dominan, memberikan kesan ruang dibawahnya merupakan ruang suci (keramat) yang biasa disebut cella. Tiang guru adalah tiang-tiang yang melingkupi ruang cella (ruang keramat). Ruang cella yang dilingkupi tiang-tiang guru terdapat di depan ruang mihrab, yang berarti secara kosmologi cella lebih penting dari mihrab.
14.  Industri dan pertambangan :
Industri di Kalimantan Selatan didominasi oleh industri manufaktur mikro dan kecil, disusul oleh industri manufaktur besar dan sedang.Sampai pada tahun 2010, jumlah unit usaha berjumlah 60.432 unit, meningkat 10,92% dibandingkan pada tahun 2009. Pertambangan didominasi batu bara, di samping minyak bumi, emas, intan, kaloin, marmer, dan batu-batuan.
15.  Rumah adat :
Rumah adat Baanjung adalah nama dari rumah adat Kalimantan Selatan, salah satu rumah adat yang cukup unik gaya arsitekturnya. Berikut ini penjelasan mengenai Rumah adat tersebut secara lengkap mulai dari konstruksi, gambar, dan filosofinya. Rumah Adat Kalimantan Selatan Sekilas Tentang Provinsi Kalimantan Selatan Terletak di bagian selatan Pulau Kalimantan, provinsi ini beribukota di Banjarmasin. Kalimantan Selatan terdiri dari 11 kabupaten dan 2 kota yaitu, Kota Banjarbaru dan Kota Banjarmasin. Kabupatennya yaitu Kabupaten Balangan, Banjar, Barito Kuala, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Kotabaru, Tabalong, Tanah Bumbu, Tanah Laut dan Kabupaten Tapin.


16.  Senjata tradisional :

a.    Senjata Tradisional Kalimantan Selatan - Sungga

Sungga merupakan salah satu senjata yang digunakan oleh masyarakat pada Perang Banjar di daerah Benteng Gunung Madang, Kandangan, Hulu Sungai Selatan. Senjata ini dipasang di bawah jembatan yang dibuat sebagai jebakan, sehingga apabila dilalui oleh musuh (tentara Belanda), maka jembatan tersebut akan runtuh dan musuh yang jatuh tertancap pada sungga tersebut.

b.     Senjata Tradisional Kalimantan Selatan - Mandau

Mandau adalah senjata tradisional suku dayak yang ada di Kalimantan, termasuk Kalimantan Selatan. Untuk mengetahui lebih detil mengenai senjat mandau ini, Sobat tradisi bisa mengunjungi halaman : Mandau, Senjata Tradisional Kalimantan Utara.

c.     Senjata Tradisional Kalimantan Selatan - Sarapang

Sarapang secara umum merupakan senjata trisula atau tombak bermata tiga. Namun di Kalimantan Selatan Sarapang berbentuk tombak dengan mata tombak 5 buah yaitu 4 buah disisi dan 1 buah dipusat / ditengah.
Sarapang biasanya digunakan oleh masyarakat Kalimantan Selatan untuk berburu atau menangkap ikan-ikan besar.

d.         Senjata Tradisional Kalimantan Selatan - Keris Banjar

Keris adalah merupakan senjata tradisional khas yang dibuat dari besi dan campuran logam. Panjang senjata keris ini sekitar 30 cm. Keris ini merupakan senjata yang umum digunakan oleh masyarakat Indonesia pada waktu lampau. Namun ukiran dan lekukan keris biasanya membedakan dari daerah mana keris tersebut berasal. Seperti halnya provinsi Kalimantan Selatan memiliki keris khas yang disebut dengan keris banjar .




e.         Senjata Tradisional Kalimantan Selatan - Parang

Parang juga merupakan senjata yang sangat umum ditemukan di Indonesia. Parang merupakan senjata tradisional yang dibuat dari besi dengan bentuk pipih dan salah satu bilah sisinya tajam. Biasanya gagang parang yang berfungsi sebagai pegangan pengguna dibuat dari kayu.
       Dalam kehidupan masyarakat Kalimatan Selatan, parang biasanya digunakan sebagai senjata dan alat rumah tangga sehari-hari, sebagai senjata berburu atau alat pertanian.


17.  Lagu daerah :
PARIS BARANTAI
Lagu Daerah Kalimantan Selatan
Pencipta Lagu dan Lirik : H. Anang Ardiansyah

Kotabaru gunungnya Bamega
Bamega umbak manampur di sala karang
Umbak manampur di sala karang

Reff
Batamu lawanlah adinda
Adinda iman di dada rasa malayang
Iman di dada rasa malayang

Pisang silat tanamlah babaris
Babaris tabang pang bamban kuhalangakan
Tabang pang bamban kuhalangakan

Back to Reff
Tadi malam bamimpilah datang
Badatang lawan si ading lawan si ading
Rasa bapaluk lawan si ading
Rasa bapaluk lawan si adding
AMPAR-AMPAR PISANG
Ampar ampar pisang
Pisangku balum masak
Masak sabigi dihurung bari-bari
Masak sabigi dihurung bari-bari

Manggarepok manggarepok
Patah kayu bengkok
Bengkok dimakan api
Apinya kasurupan
Bengkok dimakan api
Apinya kasurupan

Nangmana batis kutung
Dikitip bidawang
Nangmana batis kutung
Dikitip bidawang
KARANA JANJI
Lamun Kuranji gugur buahnya               2x
Gugur buahnya 2x di pamandian
Lamun bajanji haja
Janji nang lawas 2x jangan di ganangkan

Lamun tiwadak masak sabiji                 2x
Masak sabiji 2x di balah dua
Lamun pang handak manuntut janji
Bapegang tangan 2x kita badua

Ka parigi jalan kampayan                      2x
Tarusakan di tarusakan ka margasari
Lamun janji adalah hutang
Harus di bayar 2x janji nang pasti

LAGU UMA ABAH

Ya Allah
Hari panas manggantang
Tangah hari manggantang panas manggantang
Rasa rakai tulang higa sampai ka pinggang
Mangilik nanam galu caramin matanya
Uma batulak mancariakan rajakinya

Guntur kilat basambung
Hujan labat arus daras wan galumbangnya
Awak basah kadinginan di tangah sungai
Abah malunta baluman tantu pakulihnya
Abah batulak mancariakan rajakinya

Uma mun bulih sakit uma ku gantiakan
Lawan sagala pahalaku
Abah mun bulih paluh abah ku gantiakan
Lawan sagala tama ku
Uma ratu-ai
Abah raja-ai

Ya Allahuma Allah
Cium batis uma yang manyayangi
Kucium tangan abah nang malindungi
Ampuniakan dosa dosa uma wan abahku
Ampuniakan dosa dosa uma wan abahku

Uma mun bulih sakit uma ku gantiakan
Lawan sagala pahalaku
Abah mun bulih paluh abah ku gantiakan
Lawan sagala harta ku
Uma ratu-ai
Abah raja-ai

Allahuma Allah
Rabbighfirli wa li wa lidaya
Rabbighfirli wa li wa lidaya
Ampuniakan dosa dosa uma wan abahku
Ampuniakan dosa dosa uma wan abahku.
18.  Suku :
Mayoritas penduduk Kalimantan Selatan adalah etnis Banjar (74,34%) yang terdiri atas 3 kelompok, yaitu Banjar Kuala, Banjar Pahuluan dan Banjar Batang Banyu. Etnis terbesar kedua yaitu etnis Jawa (14,51%) yang menempati kawasan transmigrasi.
Komposisi Suku bangsa di Kalimantan Selatan (Sensus 2010)
Peringkat
Suku Bangsa
Jumlah (2010)
Persentase (2010)
Keterangan
1
2.686.627
74,34%
Etnis mayoritas dan penduduk asli Kalimantan Selatan yang terdiri atas 3 kelompok, yaitu Banjar Kuala (mendiami kawasan Banjar Bakula atau hilir sungai Barito dan anak-anak sungainya), Banjar Pahuluan (mendiami kawasan hulu Banua Anam atau aliran-aliran sungai yang berhulu di Pegunungan Meratus) dan Banjar Batang Banyu (mendiami kawasan hilir Banua Anam pada aliran sungai Nagara).
2
524.276
14,51%
Etnis terbesar kedua di Kalsel dan memiliki kantong-kantong permukiman di kawasan transmigrasi dan Kota Banjarbaru. Awal mula kedatangan etnis Jawa secara menetap mengikuti program kolonisasi atau transmigrasi pada masa kolonial Hindia Belanda yang untuk pertama kalinya lahan gambut dibuka di Hinda Belanda untuk transmigrasi pada sekitar tahun 1930-an di wilayah Purwosari, Tamban, Barito Kuala. Mereka disebut orang Jawa Tamban. Kedatangan transmigran Jawa semakin masif dan intensif pada masa Orde Baru.
3
101.727
2,81%
Etnis terbesar ketiga di Kalsel dan mendiami pesisir Tanah Bumbu dan Kotabaru. Kedatangan etnis Bugis dari Sulawesi Selatan secara menetap di bawah pimpinan Puanna Dekke, mereka ditempatkan oleh Sultan Banjar Panembahan Batuah di kawasan Pagatan disebut Bugis Pagatan dan secara umum suku Bugis di Kalimantan disebut Ugi Banjara (Bugis Banjar).
4
80.708
2,23%
Menempati kawasan Pegunungan Meratus dan aliran Sungai Barito menuju Kalimantan Tengah.
5
53.002
1,47%
Awal mula kedatangan suku Madura secara menetap mengikuti program kolonisasi atau transmigarsi pada masa kolonial Hindia Belanda. Semula mereka akan diperkerjakan untuk pabrik gula di Jember, namun karena pabrik gagal dibangun mereka akhirnya mengikuti program kolonisasi dan ditempatkan di kawasan yang diberi nama Madurejo. Mereka disebut orang Madura Madurejo. Sejak tahun 1970-an orang Madura mulai datang ke Banjarmasin dan mendiami beberapa kantong pemukiman yaitu Kampung Gadang, Kelayan dan Pekapuran.
6
39.841
1,10%
Kedatangan suku Mandar dari Sulawesi Barat sudah sejak masa Kesultanan Banjar terutama menempati bagian selatan pulau Laut.
7
24.592
0,68%
Kedatangan Suku Sunda dari Jawa Barat pada masa Orde Baru dan memiliki kantong-kantong permukiman di kawasan transmigrasi diantaranya desa Hegar Manah.
8
13.000
0,36%
Kedatangan Tionghoa dari Tiongkok sudah sejak masa Kesultanan Banjar. Salah satu kelompok komunitas ini adalah Orang Cina Parit yang didatangkan oleh Alexander Hare di daerah konsesi Maluka (Tanah Laut).
9
12.408
0,34%
Kedatangan suku Batak dari Sumatera Utara sejak masa Orde Lama.
10
11.966
0,33%
Kedatangan Suku Bali secara menetap dari pulau Bali pada masa Orde Baru dan memiliki kantong-kantong permukiman di kawasan transmigrasi seperti Berambai dan Sari Utama.

Suku-suku lainnya
65.845
1,82%
Suku-suku lainnya (1,83%) diantaranya suku Bajau 3 Rampa (Bangsamoro) yang datang dari [[Filipina] Selatan atau Banjar Kulan sudah sejak masa Kesultanan Banjar. Sedangkan kedatangan etnis Sasak/Bima dari NTB dan Flores/Adonara dari NTT di Kalsel pada masa Orde Baru dan menetap di wilayah-wilayah transmigrasi, namun jumlahnya hanya sedikit.

Total
3.613.992
100,00%

Di bawah ini merupakan nama suku-suku Dayak yang berada di Provinsi Kalimantan Selatan.

Suku Dayak Abal

Suku Dayak Abal merupakan suku yang sebagian besar berdiam di Desa Halong Dalam, Provinsi Kalimantan Selatan. Sementara itu jumlah populasi berjumlah sekitar 20.000 orang pada sensus tahun 1990 silam.

Suku Dayak Bakumpai

Suku ini jumlah populasinya sekitar 40.000 orang yang berdiam di sebagian besar Provinsi Kalimantan Selatan yaitu di daerah sepanjang tepian aliran sungai Barito.

Suku Dayak Bawo

Suku Dayak Bawo ini sebagian besar bermukim di beberapa kecamatan di Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Timur. Selain terdapat di Kalimantan Selatan, Suku Dayak Bawo juga dapat temukan di Kalimantan Timur atau tepatnya di Kabupaten Kutai.

Suku Lawangan

Suku Lawangan mendiami daerah bergunung-gunung antara aliran Sungai Barito terus ke sebelah barat ke daerah aliran Sungai Kapuas. Daerah itu termasuk dalam wilayah kabupaten Hulu Sungai Utara, Hulu Sungai Selatan, dan Tapin, di Provinsi Kalimantan Selatan.

Suku Dayak Beranggas

Suku yang sebagian besar sudah memeluk agama Islam ini berdiam di wilayah Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan atau tepatnya di hilir sungai Barito. Sementara itu bahasa yang mereka gunakan ialah bahasa Alalak.

Suku Maanyan

Suku Maanyan atau orang Maanyan berdiam di wilayah Banua Lima, Patengkep Tutui, Awang Hayaping, dan Dusun Timur, dalam wilayah Kabupaten Barito Timur dan Kewedanaan Barito Selatan. Di sebelah timurnya berdiam masyarakat Banjar, di sebelah baratnya orang Bakumpai, di sebelah utaranya wilayah orang Bukit dan orang Lawangan.

Suku Dayak Meratus

Suku ini juga biasa disebut Suku Dayak Bukit, karena mereka memang tinggal atau berdiam di daerah berbukit atau tepatnya di pegunungan Meratus.

Suku Dayak Dusun Peyah

Jumlah populasi suku ini diperkirakan sekitar 34.000 jiwa. Suku ini tersebar dibeberapa daerah di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan.

Suku Dayak Ngaju

Mata pencaharian orang Ngaju adalah bercocok tanam di ladang. Tanaman pokok mereka adalah padi, ketela, ubi kayu, kedelai, sayur mayur dan buah-buahan. Pekerjaan berburu dan menangkap ikan di sungai masih dilakukan oleh sebagian warganya.
19.  Bahasa daerah :
Bahasa yang digunakan dalam keseharian oleh suku Banjar sebagai bahasa ibu dan sebagai lingua franca bagi masyarakat Kalimantan Selatan umumnya adalah Bahasa Banjar yang memiliki dua dialek besar, yakni dialek Banjar Kuala dan dialek Banjar Hulu. Suku Dayak yang mendiami kawasan selatan Pegunungan Meratus menuturkan bahasa Dayak Meratus (d/h Bahasa Bukit) Bahasa Banjar dan bahasa Bukit, keduanya merupakan bahasa Melayik.Suku Dayak rumpun Dusmala (Dusun-Maanyan-Lawangan) yang menuturkan bahasa Barito Timur mendiami kawasan utara Pegunungan Meratus menuturkan bahasa Dayak Maanyan Warukin, bahasa Dayak Dusun Halong, bahasa Dayak Samihin (Dusun Tumbang), bahasa Dayak Deah/Dusun Deyah, bahasa Dayak Lawangan[ dan bahasa Dayak Abal. Sedangkan suku Dayak rumpun Biaju yang menuturkan bahasa Barito Barat mendiami aliran sungai Barito menuturkan bahasa ibu antara lain bahasa Dayak Bakumpai dan bahasa Dayak Barangas. Termasuk pula bahasa Dayak Ngaju, bahasa yang berasal dari Kalimantan Tengah digunakan sebagai bahasa liturgi di lingkungan sinode Gereja Kalimantan Evangelis (d/h Geredja Dajak Evangelis) yang berkantor pusat di Kota Banjarmasin
20.  Pakaian adat :

1.    Baju Adat Kalimantan Selatan  Bagajah Gamuling Baular Lulut

Busana adat pengantin atau baju adat Kalimantan Selatan jenis bagajah gamuling baular lulut merupakan busana pengantin klasik yang berkembang sejak zaman kerajaan Hindu di Kalimantan Selatan.
Kelengkapan busana pengantin pria bagajah gamuling baular lulut terdiri atas baju poko berbentuk kemeja lengan pendek tanpa kerah, celana panjang yang dihiasi motif pucuk rebung dari manik-manik, tapih bermotif binatang halilipan, mahkota bundar berbentuk ular lidi yang melingkar dikepala, kalung samban, kilat bahu garuda mungkur paksi, pending emas dengan kepala motif gula kelapa serta keris pusaka khas banjar berbentuk sempana.
Sedangkan kelengkapan busana pengantin wanita yang merupakan baju adat bagajah gamuling baular lulut terdiri atas kemben penutup dada, selendang, kayu apu pengikat pinggang, dan sarung panjang bermotif halilipan sebagai tapih. Tatanan rambutnya dibuat berbentuk sanggul dengan dihiasi mahkota dan kembang goyang serta kuncup bunga melati. Sebagai pelengkap dikenakan pula bonel (anting beruntai panjang) kalung kebun raja, kalung samban pedaka, ikat pinggang, gelan tangan, cincin permata, gelang kaki, dan selop sebagai alas kaki. 

2.    Baju Adat Kalimantan Selatan Ba'amar Galung Pancaran Matahari

Busana adat pengantin baamar galung pancaranan matahari di Kalimantan Barat telah berkembang sejak munculnya pengaruh agama Islam dan kerajaan Islam di Kalimantan Selatan.
Adapun Kelengkapan busana pengantin pria pada baju adat ba'amar galung pancaran matahari terdiri atas laung atau destar, kemeja putih lengan panjang berenda, jas buka tanpa kancing, celana panjang, sarung sabuk serta tapih pendek bermotif khas halilipan, tali wenang atau kain ikat pinggang berwarna kuning yang ditempatkan diatas sabuk, keris pusaka banjar berbentuk sempana, gelang kaki berbentuk akar tatau, dan selop berhias sulaman benang emas dan manik-manik sebagai alas kaki.
Kemudian untuk kelengkapan busana pengantin wanita dalam busana adat ba'amar galung pancaran matahari terdiri atas baju poko lengan pendek tanpa kerah, penutup dada, kayu apu sebagai penutup poko dan sarung, tapih atau sarung panjang bermotif khas halilipan, sanggul berbentuk bulan sabit yang dihiasi mahkota amar galung pancaran matahari, kembang goyang berumpun, serta sisir emas.
Busana wanita dilengkapi derhiasan tambahan yang dikenakan diantaranya anting panjang, kalung cikak, kalung bentuk biji kurma, kalung kebun raja, ikat pinggang emas, kilat bahu, gelang tangan, cincin berbentuk pagar mayang, gelang kaki, serta selop bersulam benang emas sebagai penutup kaki.



3.     Baju Adat Kalimantan Selatan Babaju Kun Galung Pacinan

Busana pengantin Kalimantan Selatan babaju kun galung pacinan tercipta dari akulturasi kebudayaan Banjar dengan kebudayaan Tiongkok. Sehingga tidak heran jika busana pacinan memiliki bentuk yang mirip dengan busana pengantin Betawi dan Semarang.
Kelengkapan busana pengantin pria terdiri atas baju gamis dan jubah, kopyah alpe berlilitkan surban dan dihias dengan untaian kuncup bunga melati, selempang serta alas kaki berupa selop yang dihiasi dengan sulaman benang emas. Ditambahkan pula penggunaan kalung rantai dari emas dan permata, serta cincin bermata satu dari zamrud.
Sementara kelengkapan busana pengantin wanita babaju kun galung pacinan yaitu berupa kebaya lengan panjang berbentuk cheong sam yang dihiasi motif bunga teratai yang disulam dari benang emas. Pemakaian kebaya ini dipadukan dengan rok besar bertabur manik-manik yang dihiasi dengan sulaman motif cina. Bagian kepala ditambahkan penggunaan mahkota setengah lingkaran bertahtakan permata, kembang goyang, tusuk konde berbentuk huruf lam dengan permata batu mulia, serta tusuk konde berbentuk burung hong.

4.        Baju Adat Kalimantan Selatan Babaju Kubaya Panjang

Jenis baju adat Kalimantan selatan yang disebut babaju kubaya panjang merupakan modifikasi dari baju adat Kalimantan Barat yang 3 diatas. Disebut dengan babaju kubaya panjang karena busana pengantin ini menggunakan kebaya panjang.
Masyarakat Kalimantan Selatan juga biasa menamakan jenis modifikasi dari busana pengantin adat ini dengan nama baamar galung modifikasi

21.  Identitas daerah
      Flora    
               Kalimantan Selatan - Kasturi (Mangifera casturi)
      Fauna

               Kalimantan Selatan: Bekantan (Nasalis larvatus)
22.  Alat musik tradisional :

1. Alat Musik Tradisional Kalimantan Selatan - Kintung


Kintung adalah alat musik tradisional yang berasal dari Provinsi Kalimantan Selatan. Alat musik kintung dipergunakan untuk mengiringi pertunjungan musik kintung. Adapun bentuk alat musik tradisional ini mirip dengan alat musik angklung / calung dari Jawa Barat, yaitu dari bambu dan dibunyikan dengan cara dipukul. Untuk mengatur bunyi tergantung pada rautan bagian atasnya hingga melebihi dari seperdua lingkaran bambu. Rautan itu makin ke atas semakin mengecil sebagai pegangannya. Sedang bagian bawahnya tetap seperti biasa. Panjangnya biasanya dua ruas, dan buku yang ada di bagian tengahnya (dalam) dibuang agar menghasilkan bunyi. Pengaturan bunyi biasanya tergantung pada rautan bagian atasnya. Semakin dibuang atasnya itu akan menimbulkan nada yang lebih tinggi.
Musik Kintung termasuk alat musik pentatonis, boleh dikatakan pula sejenis alat musik perkusi.Karena cara membunyikannya dihentakkan pada sebuah potongan kayu yang bundar. Alat musik Kintung ini berjumlah 7 buah dan masing-masing mempunyai nama, yaitu : Hintalu randah, hintalu tinggi, tinti pajak, tinti gorok, pindua randah, pindua tinggi dan gorok tuha.

2. Alat Musik Tradisional Kalimantan Selatan  - Kalang Kupak


Kalang Kupak adalah alat musik tradisional dari Kalimantan Selatan yang juga dibuat dari bambu, biasanya dari jenis bambu tamiang. Sama halnya dengan kintung, Kalang Kupak terdiri dari 8 ruas bambu yang masing-masing dipotong setengahnya dan meruncing di bagian ujung. Ruas-ruas bambu tersebut kemudian disatukan dengan serat rotan hingga bentuknya menyerupai calung dari Jawa Barat. Kalang Kupak berperan sebagai pembawa melodi, dimainkan bersama alat musik agung (gong), babun (gendang), lumba (gendang), dan kecapi untuk mengiringi upacara adat Balian, yaitu upacara keselamatan bagi kehidupan masyarakat setempat yang dilaksanakan setiap tahun dan untuk mengiringi tarian adat, seperti tari Gintor.
Kalang Kumpak merupakan alat musik tradisional Suku Bukit. Masyarakat Dayak Maanyan menyebut kalang kumpak dengan nama "salung" yang berfungsi untuk menghibur petani di ladang dan untuk mengusir binatang buas.



3.      Alat Musik Tradisional Kalimantan Selatan  - Panting

Panting merupakan alat musik yang dipetik yang berbentuk seperti gambus Arab tetapi ukurannya lebih kecil. Panting merupakan alat musik dari Kalimantan Selatan, pada umumnya adalah orang / masyarakat Banjar. Tokoh yang paling terkenal sebagai pemain Panting adalah A. Sarbaini. Dan ada juga grup-grup musik Panting yang lain. Tetapi sekarang ini seiring dengan adanya perkembangan zaman grup musik Panting menjadi semakin sedikit bahkan jarang ditemui.

4.       Alat Musik Tradisional Kalimantan Selatan  - Kurung Kurung

Kurung-kurung adalah alat musik tradisional yang berasal dari Kabupaten Balangan Provinsi Kalimantan Selatan. Alat musik Kurung - kurung ini terbuat dari kayu panjang dan dibawahnya terbuat dari bambu dan peralatan lainnya. Musik ini bisa mengeluarkan bunyi setelah dihentak-hentak dulu ke tanah dan setiap alat musik mengeluarkan bunyi berbeda satu sama lain, sehingga bila pemainnya ingin menciptakan irama, maka caranya menghentakan alat itu secara bergantian sesuai irama yang dikehendaki.
Alat musik peninggalan nenek moyang ini biasanya dimainkan saat upacara adat atau acara perkimpoian dan kenduri. Belakangan digunakan untuk acara perkimpoian, menyambut tamu atau pejabat ke kekampung atau acara kenduri lainnya. Namun keberadaan alat musik kurung-kurung saat ini hampir punah. 




5.       Alat Musik Tradisional Kalimantan Selatan  - Bumbung

Alat musik bumbung dibuat dari bambu, merupakan alat musik tradisional Kalimantan Selatan. Bumbung sendiri berawal dari  bumbung “Bumbung lamang” (Beras ketan yang dibakar dalam bumbu) yang dimodifikasi menjadi alat musik diatonik, terdiri dari 7 nada dasar.  Untuk membuat alat musik bumbung biasanya terbuat dari 2 ruas bambu.
Alat musik bumbung ini dapat ditemukan di Desa Berikin Kabupaten Hulu Sungai Tengah.




6.       Alat Musik Tradisional Kalimantan Selatan  - Kuridin / Guriding

Alat musik Kuridin adalah alat musik tradisional Kalimantan Selatan yang terbuat dari Bambu. Nama Penamaan Kuridin diberikan oleh Penduduk Hulu Sungai Tengah dan Desa Harakit Kabupaten Tapin. Lain lagi dengan penduduk Kelurahan Ulu Banteng Kecamatan Bakupai Kabupaten Barito Kuala, alat musik ini disebut Guriding.
Alat musik kuridin ini dibunyikan dengan cara ditiup, dan hampir mirip dengan alat musik karinding dari Jawa Barat.
Alat musik Kuridin


7.      Alat Musik Tradisional Kalimantan Selatan  - Kalampat

Kalampat adalah alat musik tradisional dari Kalimantan Selatan, khususnya masyarakat daerah Labuhan Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Kalampat adalah sejenis gendang berkepala tunggal. Badan gendang terbuat dari batang batung atau bambu tebal berdiamter besar. Kalampat dimainkan dengan cara dipukul menggunakan pemukul dari rotan. Kalampat dimainkan bersama dengan agung (gong) sebagai pengiring dalam upacara Bawanang (panen padi), Babalian (bahiaga atau upacara pengobatan yang bersifat magis).
Alat Musik Kalampat

8.      Alat Musik Tradisional Kalimantan Selatan  - Sarunai Banjar

Musik ini tergolong aerofon atau alat musik tiup, perkataan Sarunai atau Sarunai, yang diambil dari kata Surnai bahasa Persia. Surna dari bahasa Arab dan Sahnai dari bahasa india. Musik ini terbuat dari Bambu atau kayu seperti suling terompet namun pendek, terdiri dari 4 bagian yaitu mulut, sekar bibir, badan (batang) dan corong satu sama lainya bisa dilepas dan dipasang kembali. Serunai berfungsi sebagai alat musik pertunjukan pancak silat. Disuku Bukit/Dayak berpungsi sebagai pengiring musik upacara adat.

9.       Alat Musik Tradisional Kalimantan Selatan  - Terbang Mahidin

Mahidin adalah salah satu pertunjukan seni di Kalimantan Selatan yang menggunakan alat musik tradisional terbang. Madihin sebagai suatu karya sastra lisan yang dipentaskan mempunyai fungsi sebagai penyajian estitis (tontonan) yang dinikmati penonton ( Syukrani,1994:6 ).
Alat musik terbang sendiri telah kita ketahui adalah sejenis alat musik pukul yang terbuat dari kayu berbentuk bulat dengan lubang ditengahnya. Salah satu lubang tersebut ditutup dengan kulit binatang yang apabila dipukul akan mengeluarkan bunyi dengan nada yang sesuai dengan diameter kayu tersebut.
Alat musik terbang sendiri bisa kita temui di beberapa daerah di Indonesia seperti di Provinsi Banten maupun di DKI Jakarta. Baca : Kesenian Terbang Buhun

10.   Alat Musik Tradisional Kalimantan Selatan  - Gamelan Banjar

Gamelan Banjar merupakan bentuk kesenian yang menggunakan beberapa alat musik tradisional. Gamelan Banjar sendiri sudah ada sejak jaman Kerajaan Negara Dipa pada abad ke-14 yang dibawa oleh Pangeran Suryanata ke Kalimantan Selatan bersamaan dengan kesenian Wayang Kulit Banjar dan senjata keris sebagai hadiah kerajaan Majapahit. Pada masa itu masyarakat Kalsel pada waktu itu dianjurkan untuk meniru budaya Jawa.
Mengingat kesenian ini berasal dari Kerajaan Majapahit, maka tak heran jika alat musik tradisional yang digunakan juga banyak memiliki kesamaan. Namun demikian dalam perkembangannya ada dua versi gamelan Banjar. Yaitu gamelan banjar versi keraton dan gamelan banjar kerakyatan.
Gamelan Banjar versi keraton, perangkat instrumennya :
  1. babun
  2. gendang dua
  3. rebab
  4. gambang
  5. selentem
  6. ketuk
  7. dawu
  8. sarun 1
  9. sarun 2
  10. sarun 3
  11. seruling
  12. kanung
  13. kangsi
  14. gong besar
  15. gong kecil
Gamelan Banjar versi rakyatan, perangkat instrumennya :
  1. babun
  2. dawu
  3. sarun
  4. sarantam
  5. kanung
  6. kangsi
  7. gong besar
  8. gong kecil
Namun seiring waktu, gamelan banjar versi keraton semakin memudar dan yang sampai saat ini bertahan adalah gamelan bajar versi kerakyatan.
Gamelan Banjar


23.  Agama
Islam adalah agama mayoritas yang dianut sekitar 96% masyarakat Kalimantan Selatan. Selain itu ada juga penganut agama Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, Khonghucu serta Kaharingan yang dianut masyarakat di kawasan Pegunungan Meratus.
24.  Tarian
        a)      Tari Baksa Kembang
Tari baksa  kembang merupakan tarian klasik khas kalimantan selatan dan juga biasanya ditampilkan pada saat acara penyambutan selamat datang para tamu – tamu kehormatan di Bumi Lambung Mangkurat . Ciri khas dari tarian ini adanya “Bogam Melati” yang akan di pegang penari saat menari serta selendang dan juga kembang yang berjuntai dikepala penari di sisi kiri dan kanannnya. Tidak heran kalau tarian ini disebut Tari Baksa Kembang karna banayaknya kembang melati sebagai properti tari yang memperindah dalam tarian tersebut . 
        b.       Tari Radap Rahayu  
Tari radap rahayu merupakan tarian klasik banjar yang di tampilkan pada saat menyambut tamu – tamu kehormatan  yang datang ke Bumi Lambung Mangkurat . Ciri khas dari tarian ini penari layaknya seorang bidadari yang menari menggunakan selendang serta membawa mangkok berisikan kembang tabur yang nantinya akan di taburkan saat menari yang mencerminkan rasa suka cita untuk tanda selamat datang untuk para tamu undangan .


         c.        Tari Tandik Padalaman
Tari tandik padalaman merupakan tarian dari tanah borneo atau tarian dayak banjar yang menceritakan tentang kekuatan masyarakat banjar dalam bertahan hidup serta melindungi diri mereka dari roh – roh jahat yang akan di obati oleh kepala suku dalam tarian tersebut . Ciri khas dari tarian ini adanya Gong sebagai properti tari , Tameng dan pedang sebagai pelengkap tarian tersebut . Dan juga tarian ini bisa memakai daun yang sudah di rangkai sedemikian rupa sebagai ciri khas dayak banjar.


         d.      Tari Persembahan Nuansa
Tari persembahan nuansa merupakan tarian untuk menyambut para tamu sebagai tanda penghormatan selamat datang di bumi lambung mangkurat, tarian ini ditarikan oleh para dara – dara sembari menaburkan bunga sebagai wujud rasa syukur atas limpahan rahmat dari tuhan yang Maha Esa.  Ciri khas tarian condong kearah yang lebih islami dan para penari terlihat anggun saat menarikannya . 

          e.       Tari Tampurung
Tari tampurung merupakan tarian kreasi banjar yang menceritakan tentang kelincahan gerak para penari yang sedang menari sambil bermain dengan tempurung sehingga menghasilkan bunyi yang khas dari tampurung kelapa (Nyiur)tersebut . Keceriaan para penari saat menari mencerminkan para gadis – gadis banjar yang senang menari serta bermain .


                f.       Tari Maragap Humbayang
                    Kuragap Humbayang dalam jiwa sunyi...
                  Kuharap ikam datang dalam cinta suci ..        
Tarian ini menceritakan tentang merantau merupakan salah satu tradisi masyarakat dahulu dikalimantan selatan dalam mencari nafkah, merantau meninggalkan kekasih tercinta, penantian yang lama, mengharap kehadiran yang dicinta. Kekasih hadir namun tak mampu diraba, meragap humbayang dalam jiwa sunyi. Tuhan berkehendak lain. Dipanggil hambanya tanpa isyarat nyata. Dan penantian berakhir dengan sebuah doa.

         g.      Tari Giring – Giring
Tari ni merupakan tarian dayak banjar dan tarian ini menceritakan tentang rasa suka cita rakyat datang atas kehadiran para undangan atau pun tamu ke hormatan yang datang di tanah borneo . ciri khas dari tarian ini adalah adanya pegangan yang di pegang olh penari di ke dua tangannya menyerupai batang kayu  yang di balut dengan rumbai benang wol itulah yang dimaksud dengan giring – giring tersebut.





Daftar pustaka