Kalimantan Selatan
1. Ibu Kota : Kalimantan
Selatan adalah salah satu provinsi
di Indonesia
yang terletak di pulau Kalimantan.
Ibu kotanya adalah Banjarmasin.
2. Berdirinya : DPRD Kalimantan
Selatan dengan surat keputusan No. 2 Tahun 1989 tanggal 31 Mei 1989 menetapkan
14 Agustus 1950 sebagai Hari Jadi Provinsi Kalimantan Selatan. Tanggal 14
Agustus 1950 melalui Peraturan Pemerintah RIS No. 21 Tahun 1950, merupakan
tanggal dibentuknya provinsi Kalimantan, setelah
pembubaran Republik Indonesia Serikat (RIS), dengan gubernur Dokter Moerjan
3. Dasar hukum :
Berdasarkan Dasar Hukum UU No. 25 Tahun 1956.
4. Letak
geografis : Secara geografis, Provinsi Kalimantan
Selatan berada di antara 114°19’33” – 116°33’28” Bujur Timur dan 1°21’49” –
1°10″14″ Lintang Selatan. Di sebelah Barat, Provinsi Kalimantan Selatan
berbatasan ddengan Provinsi Kalimantan Barat dan di sebelah Timur Provinsi
Kalimantan Selatan adalah Selat Makasar. Sedangkan di sebelah Utaranya
berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Timur dan di sebelah Selatannya
berbatasan dengan Laut Jawa.
5. Tanda plat nomor kendaraan :
DA ...... A = Kota Banjarmasin
DA
...... C = Kota Banjarmasin
DA
...... I = Kota Banjarmasin
DA
...... J = Kota Banjarmasin
DA
...... N = Kota Banjarmasin
DA
...... O = Kota Banjarmasin
DA
...... Q = Kota Banjarmasin
DA
...... S = Kota Banjarmasin
DA
...... V = Kota Banjarmasin
DA
...... W = Kota Banjarmasin
DA
...... X = Kota Banjarmasin
DA
...... Y = Paringin (Kabupaten Balangan)
DA
...... P = Kota Banjarbaru
DA
...... R = Kota Banjarbaru
DA
...... B = Martapura (Kabupaten Banjar)
DA
...... Q = Martapura (Kabupaten Banjar)
DA
...... M = Marabahan (Kabupaten Barito Kuala)
DA
...... D = Kandangan (Kabupaten Hulu Sungai Selatan)
DA
...... E = Barabai (Kabupaten Hulu Sungai Tengah)
DA
...... F = Amuntai (Kabupaten Hulu Sungai Utara)
DA
...... G = Kotabaru (Kabupaten Kota Baru)
DA
...... Z = Batulicin (Kabupaten Tanah Bumbu)
DA
...... L = Pleihari (Kabupaten Tanah Laut)
DA
...... K = Rantau (Kabupaten Tapin)
DA
...... H = Tanjung (Kabupaten Tabalong)
DA
...... U = Tanjung (Kabupaten Tabalong)
6. Luas wilaya :
Provinsi Kalimantan Selatan memiliki luas 38.744,23 Km2.
No.
|
Kabupaten/Kota
|
Ibu kota
|
Luas Wilayah
|
1
|
Kabupaten
Balangan
|
Paringin
|
1.878,30
km2
|
2
|
Kabupaten
Banjar
|
Martapura
|
4.668,00
km2
|
3
|
Kabupaten
Barito Kuala
|
Marabahan
|
2.996,46
km2
|
4
|
Kabupaten
Hulu Sungai Selatan
|
Kandangan
|
1.804,94
km2
|
5
|
Kabupaten
Hulu Sungai Tengah
|
Barabai
|
1.472,00
km2
|
6
|
Kabupaten
Hulu Sungai Utara
|
Amuntai
|
892,7
km2
|
7
|
Kabupaten
Kotabaru
|
Kotabaru
|
9.482,73
km2
|
8
|
Kabupaten
Tabalong
|
Tanjung
|
3.766,97
km2
|
9
|
Kabupaten
Tanah Bumbu
|
Batulicin
|
5.006,96
km2
|
10
|
Kabupaten
Tanah Laut
|
Pelaihari
|
3.631,35
km2
|
11
|
Kabupaten
Tapin
|
Rantau
|
2.700,82
km2
|
12
|
Kota
Banjarbaru
|
Banjarbaru
|
371,00
km2
|
13
|
Kota
Banjarmasin
|
Banjarmasin
|
72,00
km2
|
7.
Bandar
udara :
8.
Pelabuhan
laut :
Pelabuhan
yg ada di Kalsel :
Kota
Banjarmasin (Sungai Barito) :
- Pelabuhan Basirih (Kelurahan Mantuil Kec. Banjarmasin Selatan)
- Pelabuhan Martapura Baru (Kelurahan Basirih, Kec. Banjarmasin Barat)
- Pelabuhan Trisakti (Jl. Barito Hilir, Kelurahan Telaga Biru, Kec. Banjarmasin Barat)
- Pelabuhan Ferry Banjar Raya (Jl. Barito Hulu, Kelurahan Pelambuan, Kec. Banjarmasin Barat)
- Pelabuhan Ferry Kuin Jelapat (Jl. Alalak Selatan No. 87, Desa Alalak Selatan, Kec. Banjarmasin Utara)
Kabupaten Barito Kuala (Sungai Barito) :
- Pelabuhan Pasar Baru (Kelurahan Marabahan Kota, Kec. Marabahan)
- Pelabuhan Sakalajang (Kelurahan Tamban Kecil, Kec. Tamban)
- Pelabuhan Tabunganen (Desa Tabunganen Kecil, Kec. Tabunganen)
- Pelabuhan Tamban Muara (Desa Tamban Muara, Kec. Tamban)
- Pelabuhan Ferry Sei Gampa (Desa Sei Gampa, Kec. Rantau Badauh)
- Pelabuhan Ferry Tamban (Desa Tinggiran II, Kec.Tamban)
Kabupaten
Hulu Sungai Selatan (Sungai Nagara) :
- Pelabuhan Bajayau (Desa Bajayau, Kec. Daha Barat)
- Pelabuhan Nagara (Desa Tumbukan Banyu, kec. Daha Selatan)
Kabupaten
Hulu Sungai Utara (Sungai Danau Panggang) :
- Pelabuhan Danau Panggang (Desa Danau Panggang, Kec. Danau Panggang)
Kabupaten Kotabaru (Selat Makassar) :
- Pelabuhan Bakau (Desa Bakau, Kec. Pamukan Utara)
- Pelabuhan Geronggong (Desa Geronggong, Kec. Kelumpang Tengah)
- Pelabuhan Marabatuan (Desa Tengah, Kec. Pulau Sembilan)
- Pelabuhan Matasirih (Desa Teluk Sungai, Kec. Pulau Sembilan)
- Pelabuhan Mekar Putih (Desa Lontar, Kec. Pulau Laut Barat)
- Pelabuhan Panjang (Kelurahan Kotabaru Tengah, Kec. Pulau Laut Utara)
- Pelabuhan Sungai Bali (Desa Sungai Bali, Kec. Pulau Sebuku)
- Pelabuhan Tanjung Pangga (Desa Tanjung Pangga, Kec. Kelumpang Selatan)
- Pelabuhan Tanjung Tabira (Desa Tanjung Tabira, Kec. Pulau Sebuku)
- Pelabuhan Ferry Stagen (Desa Stagen, Kec. Pulau Laut Utara)
- Pelabuhan Ferry Tanjung Serdang (Desa Salino, Kec. Pulau Laut Tengah)
- Pelabuhan Ferry Tarjun (Desa Tarjun, Kec. Kelumpang Hilir)
Kabupaten
Tanah Bumbu (Selat Makassar) :
- Pelabuhan Pagatan (Desa Batuah, Kec. Kusan Hilir)
- Pelabuhan Pantai Angsana (Desa Angsana, Kec. Angsana)
- Pelabuhan Pelindo (Desa Setarap, Kec. Satui)
- Pelabuhan Samudera (Desa Sejahtera, Kec. Batulicin)
- Pelabuhan Satui / Pelabuhan Sungai Danau (Desa Sungai Danau, Kec. Satui)
- Pelabuhan Sungai Dua Laut (Desa Sungai Dua Laut, Kec. Sungai Loban)
- Pelabuhan Tongkang Batang (Kelurahan Tungkaran Pangeran, Kec. Simpang Empat)
- Pelabuhan WBM (Desa Sungai Cuka, kec. Satui)
- Pelabuhan Ferry Batulicin (Jl. Pelabuhan Batulicin, Kelurahan Batulicin, Kec. Batulicin)
- Pelabuhan Ferry Simpang Empat (Kelurahan Tungkaran Pangeran, Kec. Simpang Empat)
- Pelabuhan Speed Boat Batulicin (Desa Sejahtera, Kec. Batulicin)
Kabupaten Tanah Laut (Laut Jawa) :
- Pelabuhan Kintap (Desa Muara Kintap, Kec. Kintap)
- Pelabuhan MCB (Desa Kintap, Kec. Kintap)
- Pelabuhan Swarangan / Pelabuhan Pelaihari (Desa Swarangan, Kec. Jorong)
Kabupaten
Tapin (Sungai Margasari) :
- Pelabuhan Margasari (Desa Baringin A, Kec. Candi Laras Selatan)
9.
Pahlawan
:
A.
PANGERAN
ANTASARI
Pangeran
Antasari
(lahir di Kayu Tangi, Banjar, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan,
1797[2] atau 1809[3] – meninggal di Bayan Begok, Kabupaten Barito Utara,
Provinsi Kalimantan Tengah, 11 Oktober 1862 pada umur 53 tahun) adalah seorang
Pahlawan Nasional Indonesia.
Ia
meninggal karena penyakit paru-paru dan cacar di pedalaman sungai Barito,
Kalimantan Tengah. Kerangkanya dipindahkan ke Banjarmasin dan dimakamkan
kembali di Taman Makam Perang Banjar Banjarmasin Utara, Banjarmasin. Perjuangan
beliau dilanjutkan oleh puteranya Sultan Muhammad Seman dan mangkubumi
Panembahan Muda (Pangeran Muhammad Said) serta cucunya Pangeran Perbatasari
(Sultan Muda) dan Ratu Zaleha.
Pada
14 Maret 1862 beliau dinobatkan sebagai pimpinan pemerintahan tertinggi di
Kesultanan Banjar (Sultan Banjar) dengan menyandang gelar Panembahan Amiruddin
Khalifatul Mukminin dihadapan para kepala suku Dayak dan adipati (gubernur)
penguasa wilayah Dusun Atas, Kapuas dan Kahayan yaitu Tumenggung
Surapati/Tumenggung Yang Pati Jaya Raja.
Silsilah
Semasa muda nama dia adalah Gusti Inu
Kartapati. Ibu Pangeran Antasari adalah Gusti Hadijah binti Sultan
Sulaiman. Ayah Pangeran Antasari adalah Pangeran Masohut (Mas'ud) bin
Pangeran Amir. Pangeran Amir adalah anak Sultan Muhammad Aliuddin Aminullah
yang gagal naik tahta pada tahun 1785. Ia diusir oleh walinya sendiri, Pangeran
Nata, yang dengan dukungan Belanda memaklumkan dirinya sebagai Sultan
Tahmidullah. Pangeran Antasari memiliki 3 putera dan 8 puteri.[13]
Pangeran Antasari mempunyai adik perempuan yang bernama Ratu Antasari
alias Ratu Sultan Abdul Rahman yang menikah dengan Sultan Muda
Abdurrahman bin Sultan Adam tetapi meninggal lebih dulu setelah melahirkan
calon pewaris kesultanan Banjar yang diberi nama Rakhmatillah, yang juga
meninggal semasa masih bayi.
Sultan
Hidayatullah Halil illah bin Pangeran Ratu Sultan Muda Abdurrahman,
atau lebih dikenal sebagai Pangeran Hidayatullah atau Hidayatullah
II (lahir di Martapura,1822 – meninggal di Cianjur, Jawa Barat, 24
November 1904 pada umur 82 tahun) adalah salah seorang
pemimpin Perang Banjar dan berkat jasa-jasa kepada bangsa dan
negara, pada tahun 1999 pemerintah Republik Indonesia telah menganugerahkan Bintang
Mahaputera Utama.
Riwayat
Dia diangkat langsung oleh Sultan
Adam menjadi Sultan Banjar
untuk meneruskan pemerintahan kesultanan
Banjar menggantikan sang kakek (Sultan Adam). Hidayatullah menjadi
satu-satunya pemimpin rakyat Banjar antara tahun 1859 sampai 1862[5] pasca Hindia Belanda memakzulkan abang
tirinya Tamjidullah II sebagai Sultan Banjar versi Belanda pada 25
Juni 1859. Walaupun menurut surat
wasiat Sultan Adam ia
ditetapkan sebagai Sultan Banjar penggantinya kelak, tetapi masih banyak
rintangan yang menghalanginya, oleh Belanda ia hanya mendapat posisi mangkubumi
sejak 9
Oktober 1856. Langkahnya sebagai pengganti Sultan Adam
menjadi lebih terbuka pada pada Februari 1859, Nyai Ratu Komala Sari (permaisuri almarhum
Sultan Adam) beserta puteri-puterinya, telah menyerahkan surat kepada Pangeran
Hidayat, bahwa kesultanan Banjar diserahkan kepadanya, sesuai dengan surat
wasiat Sultan Adam. Sebelumnya Nyai Ratu Komala Sari sempat mengusulkan
satu-satunya puteranya yang masih hidup yaitu Pangeran Prabu Anom sebagai
pengganti Sultan Adam. Selanjutnya Pangeran Hidayat mengadakan rapat-rapat
untuk menyusun kekuatan dan pada bulan September 1859, Pangeran Hidayatullah II dinobatkan oleh
para panglima sebagai Sultan Banjar dan sebagai mangkubumi adalah Pangeran Wira
Kasuma, putera Pangeran Ratu Sultan Muda Abdur Rahman dengan Nyai Alimah.
Ayah dia adalah Pangeran Ratu Sultan
Muda Abdurrahman bin Sultan Adam Al-Watsiq Billah, sedangkan
ibu dia adalah Ratu Siti binti Pangeran Mangkubumi Nata yang juga bangsawan
keraton Banjar (golongan tutus/purih raja). Pangeran Hidayatullah
mewarisi darah biru keraton Banjar (berdarah kasuma alias ningrat murni)
dari kedua orangtuanya, karenanya menurut adat keraton sebagai kandidat utama
sebagai Sultan Banjar dibandingkan Pangeran Tamjidullah II yang berasal dari
isteri selir (Nyai) yang bukan tutus (bangsawan keraton Banjar). Kandidat yang
lain (yang diusulkan permaisuri Sultan Adam) adalah Pangeran Prabu Anom putera
almarhum Sultan Adam dengan Nyai Ratu Komalasari, pangeran ini diasingkan
Belanda ke Jawa dengan surat yang ditandatangani oleh Sultan Tamjidullah II,
sehari setelah pengangkatannya oleh Belanda menjadi Sultan Banjar. Peristiwa
diasingkannya Pangeran Prabu Anom / paman Sultan Hidayatullah dan pengasingan
Pangeran Tamjidillah membuat geram Sultan Hidayatullah dan bangsawan lainnya.
Campur tangan Belanda dalam pengangkatan Sultan Banjar berkaitan status
Kesultanan Banjar yang menjadi tanah pinjaman (daerah protektorat) dari
VOC-Belanda sejak 13 Agustus 1787 di masa Tahmidullah
II.
C.
PANGERAN
MUHAMMAD NOOR
Ir.
H. Pangeran Muhammad Noor(lahir di Martapura, Hindia
Belanda, 24
Juni 1901 – meninggal di Jakarta, 15
Januari 1979 pada umur 77 tahun) adalah mantan Menteri Pekerjaan Umum dan gubernur Kalimantan pada 1901. Ia lahir dari keluarga bangsawan
Banjar, karena ia adalah intah (cucu dari cucu) Raja Banjar Sultan Adam
al-Watsiq Billah.
Setelah
lulus HIS tahun 1917, ia meneruskan ke jenjang MULO dan lulus tahun 1921, lalu lulus dari HBS tahun 1923, dan pada tahun 1923 masuk Technische Hoogeschool te Bandoeng (THS) - sekolah teknik tinggi di Bandung. Pada
tahun 1927, ia berhasil meraih gelar Insinyur dalam waktu empat tahun sesuai
masa studi, setahun setelah Ir. Soekarno (presiden RI pertama) lulus sebagai
insinyur dari TH Bandung.
Pada
tahun 1935-1939 ia menggantikan ayahnya Pangeran
Muhammad Ali
sebagai wakil Kalimantan dalam Volksraad pada masa pemerintahan kolonial Hindia
Belanda.
Tahun 1939, ia digantikan Mr. Tadjudin Noor dalam Volksraad.
Pangeran
Muhammad Noor adalah salah satu pejuang dalam merebut kemerdekaan di tanah
Borneo, sekaligus menjabat Gubernur Borneo (sebelum dimekarkan menjadi beberapa
provinsi) pertama berkedudukan di Yogyakarta pada masa pemerintahan Sukarno. Ia juga pernah menugaskan Hasan
Basry dan Tjilik
Riwut berjuang di Kalimantan
merebut kemerdekaan.Ia juga merupakan tokoh pejuang yang berhasil mempersatukan
pasukan pejuang kemerdekaan.
Kalimantan
ke dalam basis perjuangan yang diberi nama Divisi IV ALRI Pertahanan Kalimantan
di bawah pimpinan Hassan Basry (1945-1949) dan juga sebagai anggota Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Pada
periode 24
Maret 1956 - 10
Juli 1959, ia ditunjuk oleh Presiden Soekarno sebagai Menteri Pekerjaan Umum. Ketika menjabat Menteri Pekerjaan Umum, ia
mencanangkan sejumlah proyek, seperti Proyek Waduk
Riam Kanan di
Kalimantan Selatan dan Proyek Waduk Karangkates di Jawa
Timur. Selain itu, ia juga
menggagas Proyek Pasang Surut di Kalimantan dan Sumatera. Ia juga menggagas Proyek Pengembangan
Wilayah Sungai Barito yang terbagi menjadi dua bagian, yaitu PLTA
Riam Kanan dan Pengerukan Muara/Ambang Sungai Barito yang dilaksanakan pada
akhir tahun 1970.
Ia
menerima Anugerah Tanda Kehormatan Bintang Mahaputra Utama karena jasa dan pengabdian pada tahun 1973.
Wafat
Pangeran
Muhammad Noor wafat pada tanggal 15
Januari 1979 dan dimakamkan di TPU
Karet Bivak, Jakarta berdampingan dengan makam istrinya, Gusti
Aminah binti Gusti Mohamad Abi. Namun, pada tahun 2010 jenazahnya beserta istrinya dibawa pulang ke
kampung halamannya di Martapura atas keputusan keluarga PM Noor. Kemudian
pada tanggal 18 Juni 2010 jenazah PM Noor dan Gusti Aminah dimakamkan
di komplek pemakaman Sultan Adam Martapura dengan upacara militer. Pangeran
Muhammad Noor merupakan cicit dari Ratoe Anom Mangkoeboemi Kentjana bin Sultan
Adam.
Namanya
diabadikan pada PLTA Waduk
Riam Kanan, Kabupaten
Banjar yang dinamakan Waduk
Ir. H. Pangeran Muhammad Noor.
D. HASAN BASRY
Brigjen Hasan Basry (lahir di Kandangan, Hulu Sungai Selatan, 17 Juni 1923 – meninggal di Jakarta, 15 Juli 1984 pada umur 61 tahun) adalah seorang tokoh militer dan Pahlawan nasional Indonesia. Ia dimakamkan di Simpang Empat, Liang Anggang, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Dianugerahi gelar Pahlawan nasional Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Presiden No. 110/TK/2001 tanggal 3 November 2001.[1]
Peran di Bidang Pendidikan
Hassan
Basry, bersama rekan-rekan Kesatuan Tentara Nasional Indonesia Divisi
Lambung Mangkurat,
para pejuang dan tokoh masyarakat, membentuk Dewan
Lambung Mangkurat
pada tanggal 3-10 Maret 1957. Salah satu rencana kerja adalah mendirikan
perguruan tinggi di Kalimantan. Pada pertengahan tahun 1958 dibentuk Panitia
Persiapan Pendirian Universitas Lambung Mangkurat yang diketuai Hassan Basry. Pada 21 September 1958, panitia
berhasil mendirikan Universitas Lambung Mangkurat dengan susunan kepemimpinan: Presiden
Universitas : Letkol H. Hasan Basry; Wakil Presiden: Mayor Abdul Wahab
Syahranie; dan Sekretaris : Drs. Aspul Anwar. Pada awal berdirinya,
universitas ini terdiri atas empat fakultas, yaitu: Fakultas Hukum, Fakultas
Ekonomi, Fakultas Sosial dan Politik, dan Fakultas Islamilogi. Pada tanggal 1
November 1960, Universitas Lambung Mangkurat resmi sebagai perguruan tinggi negeri (PTN).
E.
IDHAM CHALID
Latar Belakang
Idham
Chalid lahir pada tanggal 27 Agustus 1921 di Satui, bagian tenggara Kalimantan Selatan. Ia merupakan anak sulung dari lima
bersaudara. Ayahnya H Muhammad Chalid, penghulu asal Amuntai yang sekitar 200 kilometer dari Kota
Banjarmasin.
Saat usia Idham enam tahun, keluarganya hijrah ke Amuntai dan tinggal di daerah
Tangga Ulin, kampung halaman leluhur ayahnya.
Riwayat
Sejak
kecil Idham dikenal sangat cerdas dan pemberani. Saat masuk SR ia langsung duduk di kelas dua dan bakat
pidatonya mulai terlihat dan terasah. Keahlian berorasi itu kelak menjadi modal
utama Idham Chalid dalam meniti karier di jagat politik.
Selepas
SR, Idham melanjutkan pendidikannya ke Madrasah Ar-Rasyidiyyah pada tahun 1922.
Idham, yang sedang tumbuh dan gandrung dengan pengetahuan, mendapatkan banyak
kesempatan untuk mendalami bahasa Arab, bahasa Inggris, dan ilmu pengetahuan
umum. Kemudian Idham melanjutkan pendidikannya ke Pesantren Gontor yang terletak di Ponorogo, Jawa
Timur. Kesempatan belajar di
Gontor juga dimanfaatkan Idham untuk memperdalam bahasa Jepang, Jerman, dan
Prancis.
Tamat
dari Gontor, 1943, Idham melanjutkan pendidikan di Jakarta. Di ibukota, kefasihan Idham dalam berbahasa
Jepang membuat penjajah Dai-Nipon sangat kagum. Pihak Jepang juga sering
memintanya menjadi penerjemah dalam beberapa pertemuan dengan alim ulama. Dalam
pertemuan-pertemuan itulah Idham mulai akrab dengan tokoh-tokoh utama NU.
Ketika Jepang kalah perang dan Sekutu masuk Indonesia, Idham Chalid bergabung ke dalam badan-badan perjuangan. Menjelang kemerdekaan, ia aktif dalam Panitia Kemerdekaan Indonesia Daerah di kota Amuntai. Setelah Proklamasi Kemerdekaan, ia bergabung dengan Persatuan Rakyat Indonesia, partai lokal, kemudian pindah ke Serikat Muslim Indonesia.
Ketika Jepang kalah perang dan Sekutu masuk Indonesia, Idham Chalid bergabung ke dalam badan-badan perjuangan. Menjelang kemerdekaan, ia aktif dalam Panitia Kemerdekaan Indonesia Daerah di kota Amuntai. Setelah Proklamasi Kemerdekaan, ia bergabung dengan Persatuan Rakyat Indonesia, partai lokal, kemudian pindah ke Serikat Muslim Indonesia.
Tahun
1947 ia bergabung dengan Sentral Organisasi Pemberontak Indonesia Kalimantan,
yang dipimpin Hasan Basry yang juga muridnya saat di Gontor. Usai
perang kemerdekaan, Idham diangkat menjadi anggota Parlemen Sementara RI mewakili
Kalimantan. Tahun 1950 ia terpilih lagi menjadi anggota DPRS mewakili Masyumi. Ketika NU memisahkan diri dari Masyumi,
tahun 1952, Idham memilih bergabung dengan Partai
Nahdlatul Ulama
dan terlibat aktif dalam konsolidasi internal ke daerah-daerah.
Idham
memulai kariernya di NU dengan aktif di GP Ansor. Tahun 1952 ia diangkat sebagai ketua PB
Ma’arif, organisasi sayap NU yang bergerak di bidang pendidikan. Pada tahun
yang sama ia juga diangkat menjadi sekretaris jenderal partai, dan dua tahun
kemudian menjadi wakil ketua. Selama masa kampanye Pemilu 1955, Idham memegang peran penting sebagai ketua
Lajnah Pemilihan Umum NU.
Sepanjang
tahun 1952-1955, ia, yang juga duduk dalam Majelis Pertimbangan Politik PBNU,
sering mendampingi Rais Am K.H. Abdul Wahab Hasbullah berkeliling ke seluruh cabang NU di
Nusantara.
Dalam
Pemilu 1955, NU berhasil meraih peringkat ketiga setelah PNI dan Masyumi.
Karena perolehan suara yang cukup besar dalam Pemilu 1955, pada pembentukan
kabinet tahun berikutnya, Kabinet Ali Sastroamidjojo II, NU mendapat jatah lima menteri, termasuk
satu kursi wakil perdana menteri, yang oleh PBNU diserahkan kepada Idham
Chalid. Pada Muktamar NU ke-21 di Medan bulan Desember tahun yang sama, Idham
terpilih menjadi ketua umum PBNU. Saat dipercaya menjadi orang nomor satu NU
ia masih berusia 34 tahun. Jabatan tersebut dijabatya hingga tahun 1984 dan
menjadikannya orang terlama yang menjadi ketua umum PBNU selama 28 tahun.
Kabinet
Ali Sastroamijoyo hanya bertahan setahun, berganti dengan Kabinet Djuanda.
Namun Idham Chalid tetap bertahan di posisi wakil perdana menteri sampai Dekrit
Presiden tahun 1959. Idham kemudian ditarik menjadi anggota Dewan Pertimbangan
Agung, dan setahun kemudian menjadi wakil ketua MPRS.
Pertengahan
tahun 1966 Orde Lama tumbang dan tampillah Orde
Baru. Namun posisi Idham di
pemerintahan tidak ikut tumbang. Dalam Kabinet
Ampera I, Kabinet
Ampera II
dan Kabinet Pembangunan I yang dibentuk Soeharto, ia dipercaya menjabat Menteri
Kesejahteraan Rakyat.
Kemudian, di akhir tahun 1970 dia juga merangkap jabatan sebagai Menteri Sosial untuk melanjutkan tugas dari mendiang A.M. Tambunan yang telah meninggal dunia pada 12
Desember 1970 sampai dengan terpilihnya pengganti yang
tetap sampai akhir masa bakti Kabinet Pembangunan I pada tahun 1973.
Nahdlatul
Ulama di bawah kepemimpinan Idham kembali mengulang sukses dalam Pemilu 1971.
Namun setelah itu pemerintah melebur seluruh partai menjadi hanya tiga partai:
Golkar, PDI, dan PPP dan NU tergabung di dalam PPP.
Idham
Chalid menjabat presiden PPP, yang dijabatnya sampai tahun 1989. Ia juga
terpilih menjadi ketua MPR/DPR RI sampai tahun 1977. Jabatan terakhir yang
diemban Idham Chalid adalah ketua Dewan Pertimbangan Agung sampai tahun 1983.
Pahlawan nasional
Idham Chalid diangkat menjadi Pahlawan
Nasional Indonesia, bersama dengan 6 tokoh lain, berdasarkan Keppres Nomor
113/TK/Tahun 2011 tanggal 7 November 2011.[2][3] Ia merupakan putera Banjar ketiga yang diangkat sebagai Pahlawan Nasional
setelah Pangeran Antasari dan Hasan
Basry.
F.
DEMANG
LEHMAN
Demang
Lehman, kemudian bergelar Kiai Adipati Mangku
Negara (lahir di Barabai
tahun 1832 - meninggal di Martapura tanggal 27
Februari 1864 pada umur 32 tahun) adalah salah seorang panglima
perang dalam Perang
Banjar. Dia terlahir dengan nama
Idies Gelar Kiai Demang merupakan gelar untuk pejabat yang memegang sebuah
lalawangan (distrik) di Kesultanan Banjar. Demang Lehman semula merupakan
seorang panakawan (ajudan) dari Pangeran Hidayatullah II sejak tahun 1857. Oleh karena kesetiaan dan kecakapannya dan
besarnya jasa sebagai panakawan dari Pangeran Hidayatullah II, dia
diangkat menjadi Kiai
sebagai lalawangan/kepala Distrik Riam Kanan (tanah lungguh Pg. Hidayatullah II). Demang
Lehman memegang pusaka kerajaan Banjar yaitu Keris
Singkir
dan sebuah tombak bernama Kalibelah yang berasal dari Sumbawa.
Pada
awal tahun 1859 Nyai Ratu Komala
Sari, permaisuri almarhum Sultan
Adam, telah menyerahkan surat
kepada Pangeran Hidayatullah II, bahwa kesultanan Banjar diserahkan kepadanya,
sesuai dengan surat wasiat Sultan Adam. Selanjutnya Pangeran Hidayat mengadakan
rapat-rapat untuk menyusun kekuatan dan memberi bantuan kepada Tumenggung
Jalil (Kiai Adipati Anom Dinding
Raja) berupa 20 pucuk senapan. Sementara itu Pangeran
Antasari
dan Demang Lehman mendapat tugas yang lebih berat yaitu mengerahkan kekuatan
dengan menghubungi Tumenggung Surapati dan Pembakal Sulil di daerah Barito (Tanah
Dusun), Kiai Langlang dan Haji Buyasin di daerah Tanah Laut.
Perlawanan
rakyat terhadap Belanda berkobar di daerah-daerah di bawah pimpinan Pangeran
Antasari yang berahsil menghimpun pasukan sebanyak 3.000 orang dan menyerbu
pos-pos Belanda. Pos-pos Belanda di Martapura dan Pengaron diserang oleh
pasukan Antasri pada tanggal 28 April 1859. Di samping itu, kawan-kawan
seperjuangan Pangeran Antasari juga telah mengadakan penyerangan terhadap
pasukan-pasukan Belanda yang dijumpai. Pada saat pangeran Antasari mengepung
benteng Belanda di Pengaron, Kiai Demang Leman dengan pasukannya telah bergerak
disekitar Riam Kiwa dan mengancam benteng Belanda di Pengaron. Bersama-sama
dengan Haji Nasrun pada tanggal 30 Juni 1859, kiai Demang Leman menyerbu pos
Belanda yang berada di istana Martapura. Dalam bulan Agustus 1859 bersama Haji
Buyasin dan Kiai Langlang, Kiai Demang Leman berhasil merebut benteng Belanda
di Tabanio.
Pada
tanggal 27 September 1859 pertempuran terjadi juga di benteng Gunung Lawak yang
dipertahankan oleh Kiai Demang Leman dan kawan-kawan. Dalam pertempuran ini
kekuatan pasukan Kiai Demang Leman ternyata lebih kecil dibandingkan dengan
kekuatan musuh sehingga ia terpaksa mengundurkan diri. Karena rakyat
berkali-kali melakukan penyerangan gerilya, Belanda setalah beberapa waktu
lamanya menduduki benteng tersebut, kemudian merusak dan meninggalkannya.
Sewaktu meninggalkan benteng, pasukan Belanda mendapat serangan dari pasukan
Kiai Demang Leman yang masih aktif melakukan perang gerilya di daerah sekitarnya.
10. Perguruan tinggi negeri dan swasta :
Akademi
Nama
|
Lokasi
|
Status
|
Kota
Banjarmasin
|
Swasta
|
|
Kota
Banjarmasin
|
Swasta
|
|
Kota
Banjarmasin
|
Swasta
|
|
Kota
Banjarmasin
|
Swasta
|
|
Kota
Banjarmasin
|
Swasta
|
|
Kota
Banjarmasin
|
Swasta
|
|
Kota
Banjarmasin
|
Swasta
|
|
Kota
Banjarmasin
|
Swasta
|
|
Kota
Banjarmasin
|
Swasta
|
|
Swasta
|
||
Kota
Banjarbaru
|
Swasta
|
|
Kota
Banjarbaru
|
Swasta
|
|
Kota
Banjarbaru
|
Swasta
|
|
Kota
Banjarbaru
|
Swasta
|
|
swasta
|
||
Kabupaten
Banjar
|
swasta
|
|
swasta
|
||
Kabupaten
Hulu Sungai Tengah
|
swasta
|
Institut
Nama
|
Lokasi
|
Status
|
Kota
Banjarmasin
|
Politeknik
Nama
|
Lokasi
|
Status
|
Kota
Banjarmasin
|
Negeri
|
|
Kota
Banjarmasin
|
Swasta
|
|
Kota
Banjarbaru
|
negeri-kedinasan
|
|
Negeri
|
||
Swasta
|
||
Swasta
|
Sekolah Tinggi
Nama
|
Lokasi
|
Status
|
Kota
Banjarmasin
|
swasta
|
|
Kota
Banjarmasin
|
swasta
|
|
Kota
Banjarmasin
|
swasta
|
|
Kota
Banjarmasin
|
swasta
|
|
Kota
Banjarmasin
|
swasta
|
|
Kota
Banjarmasin
|
swasta
|
|
Kota
Banjarmasin
|
swasta
|
|
Kota
Banjarmasin
|
swasta
|
|
Kota
Banjarmasin
|
swasta
|
|
Kota
Banjarmasin
|
swasta
|
|
Kota
Banjarmasin
|
swasta
|
|
Kota
Banjarmasin
|
swasta
|
|
Kota
Banjarmasin
|
swasta
|
|
Kota
Banjarmasin
|
swasta
|
|
Kota
Banjarbaru
|
swasta
|
|
Kota
Banjarbaru
|
swasta
|
|
Kota
Banjarbaru
|
swasta
|
|
Kota
Banjarbaru
|
swasta
|
|
Kabupaten
Banjar
|
swasta
|
|
swasta
|
||
swasta
|
||
Kabupaten
Hulu Sungai Utara
|
swasta
|
|
Kabupaten
Hulu Sungai Utara
|
swasta
|
|
Kabupaten
Hulu Sungai Utara
|
swasta
|
|
Kabupaten
Kotabaru
|
Swasta
|
|
Swasta
|
||
Swasta
|
Universitas
Nama
|
Lokasi
|
Status
|
Kota
Banjarmasin & Banjarbaru
|
Negeri
|
|
Kota
Banjarmasin & Banjarbaru
|
swasta
|
|
Kota
Banjarmasin
|
swasta
|
11. Makanan khas daerah
:
1.
Soto Banjar
Mungkin yang paling terkenal dari semua makanan khas Kalimantan Selatan adalah Soto Banjar, bahkan banyak restoran dan warung makan di Indonesia yang mengunakan Soto Banjar sebagai salah satu menu spesialnya.
Soto Banjar ini sebetulnya tidak jauh berbeda dengan jenis Soto pada
umumnya di Indonesia, perbedaannya mungkin hanya pada kuahnya yang lebih
bening. Walaupun begitu ada juga Soto Banjar yang kuahnya agak keruh.
Keunikan Soto Banjar dibanding jenis Soto lain di Indonesia yaitu tidak
mengunakan nasi melainkan pakai ketupat, dan katanya lebih nikmat lagi kalau
disantap bersama Sate.
Bahan - bahan :
- Bersihkan 400 gram ikan gabus segar, keluarkan jeroan ikannya.
- Memarkan 2 batang serai
- Memarkan 2 cm lengkuas
- Air asam jawa sebanyak 2 sendok makan
- Minyak secukupnya untuk menumis
Bahan bumbu halus :
- Bawang merah sebanyak 5 butir
- Bawang putih sebanyak 3 siung
- Sangrai 3 butir kemiri
- Merica sebanyak ½ sendok teh
- Ketumbar sebanyak 2 sendok teh
- Kunyit seukuran 3 cm
- Kencur seukuran 3 cm
- Gula pasir sebanyak ½ sendok teh
- Garam sebanyak 1 sendok teh
- Terasi sebanyak ½ sendok the
Cara membuat Panggang Kalak :
- Pertama anda cuci bersih ikan gabusnya. Pastikan semua bagian ikan tercuci bersih.
- Kemudian haluskan semua bahan bumbu halus dengan cara diulek. Dengan cara diulek, bumbu akan mengeluarkan bau yang harum dan memberikan rasa yang khas bagi ikannya.
- Selanjutnya anda siapkan wajan dan beri minyak secukupnya. Tumis bumbu yang sudah dihaluskan tadi sampai mengeluarkan bau harum.
- Sambil diaduk-aduk lalu masukkan serai yang sudah dimemarkan beserta lengkuas dan 2 sendok makan air asam jawa.
- Setelah tumisan bumbu sudah selesai, angkat dan masukkan tumisan bumbu kedalam perut ikan gabus yang sudah dibersihkan tadi. Kemudian tekuk ikan dan ikat melingkar ekornya hingga menempel pada kepala ikan.
- Siapkan pembakaran dan bakar ikan diatas arang dengan dialasai daun pisang. Bakar ikan sampai matang dan jangan lupa untuk membolak - balik ikan ketika dibakar.
- Angkat ikan gabus dan sajikan diatas daun pisang.
- Panggang Kalak pun siap disantap.
2.
Ketupat
Kandangan
Makanan khas Kalimantan Selatan selanjutnya
yaitu Ketupat Kandangan. Makanan ini mungkin tidak asing bagi sebagian orang
karena di Kalimantan Selatan dan sekitarnya, makanan ini sudah terkenal
dimana-mana.
Berbeda dengan Soto Banjar, Ketupat Kandangan
memiliki kuah yang keruh karena ditambahkan santan sebagai penambah
citarasanya. Selain itu, terkadang ditambahkan ikan atau telur sebagai variasi
lauknya.
Perbedaan Ketupat Kandangan dengan ketupat
pada umumnya yaitu nasi ketupatnya agak lebih keras. Tapi, hal ini bukanlah
mengurangi citarasanya, justru malah meningkatkan kenikmatan ketupat tersebut.
Yang belum coba, wajib mencicipinya.
Bahan
:
- 1 ekor ikan cakalang (tongkol)
- 5 bh bawang merah
- 2 siung bawang putih
- 1 ruas jahe
- 15 bh cabe rawit
- 5 bh cabe merah
- ¼ ltr minyak kelapa, untuk menumis
- Garam secukupnya
- Sereh secukupnya
- Daun bawang secukupnya
Cara membuat :
- Ikan cakalang dibersihkan, dikukus lalu dibersihkan dari tulang-tulangnya, lalu ikannya disuir-suir.
- Bawang merah, bawang putih, jahe, cabe rawit, cabe merah semuanya dihaluskan.
- Sereh dimemarkan, daun bawang diiris tipis-tipis.
- Bumbu yang telah dihaluskan ditumis hingga harum, lalu tambahkan sereh, daun bawang.
- Setelah bumbunya agak matang, tambahkan ikan cakalang yang sudah disuir, aduk hingga rata dan masak hingga kering.
- Angkat.
3. Patin Baubar
Patin Baubar adalah pepes Ikan Patin yang
dibumbui dengan berbagai rempah-rempah kemudian dimasak dengan cara dibakar
ditungku dan bara api sampai rempah-rempah tersebut meresap ke Ikan Patin
tersebut.
Dengan cara masak seperti inilah yang membuat
Ikan Patin ini jadi lebih nikmat dan katanya, makanan khas Kalimantan Selatan
yang satu ini sangat nikmat disajikan dengan nasi putih hangat saja.
Perlu diketahui juga, di perairan seperti
sungai-sungai di Kalimantan Selatan sangat mudah mendapat Ikan Patin, bahkan
sekarang ini banyak warga disana yang membudidayakan Ikan Patin dan warga di
Kalimantan Selatan sering memasak Ikan Patin dengan cara dipepes atau dibakar.
Bahan
:
2
ekor ikan patin ukuran kecil utuh
1
sdt air jeruk nipis
2
lembar daun salam
3 cm lengkuas, dimemarkan
2 batang serai, diambil putihnya, dimemarkan
3 lembar daun jeruk, dibuang tulangnya
4 sdt garam
1 sdt gula merah sisir
100 ml santan dari 1/4 butir kelapa
1 sdm air asam dari 1 sendok teh asam jawa
dilarutkan dengan 2 sendok makan air
3 tangkai daun kemangi, dipetiki daunnya
3 sdm minyak untuk menumis
2 buah bambu diameter 8 cm panjang 35 cm
daun pisang untuk membungkus
Bumbu
Halus :
8 buah cabai merah besar
4 buah cabai rawit merah
10 butir bawang merah
3 siung bawang putih
4 butir kemiri, disangrai
3 cm kunyit, dibakar
3 cm jahe
Cara
membuat :
Lumuri ikan patin dengan 1 sendok teh garam
dan air jeruk nipis. Diamkan 15 menit.
Tumis bumbu halus, daun salam, lengkuas,
serai, dan daun jeruk sampai harum.
Tambahkan sisa garam dan gula merah. Aduk
rata. Tuang santan dan air asam. Aduk rata. Masukkan daun kemangi. Aduk sampai
layu. Angkat.
Ambil daun pisang. Beri sedikit tumisan
bumbu. Letakkan ikan di atasnya. Tutup dengan sisa tumisan bumbu. Bungkus.
Masukkan ke dalam bambu.
Bakar sampai matang dan bumbu meresap.
Sajikan
Selanjutnya adalah Manday. Makanan khas
Kalimantan Selatan yang satu ini terbuat dari kulit cempedak atau kalau orang
Kalimantan Selatan menyebutnya tiwadak yang diawetkan dalam waktu yang cukup
lama.
Proses pengawetannya pun cukup sederhana
yaitu dicampur dengan garam, kemudian didiamkan dalam tempat yang tertutup rapat.
Sedangkan lama pengawetan tergantung selera masing-masing, makin lama semakin
asam rasanya dan semakin enak.
Manday umumnya dimasak dengan cara di goreng,
walaupun ada juga yang memasaknya dengan cara digulai dan dibakar. Dengan
ditambah beberapa rempah-rempah maka rasa asam dari kulit cempedak pasti enak
rasanya.
Bahan
Kulit cempedak yang sudah dibersihkan (mandai), minyak goreng
1. Bumbu
2. Bawang merah
3. Bawang putih
4. Lombok merah/hijau
5. Garam, semua bumbu secukupnya.
Cara membuat :
1. kulit cempedak yang sudah dibersihkan dipotong-potong, besarnya tergantung keinginannya ada yang suka potongan besar ada juga yang kecil-kecil.
2. bumbu-bumbu dikumpulkan kemudian dihaluskan bersamaan.
3. campurkan mandai tadi ke dalam bumbu, dioles-oles atau cara apa saja yang penting mandai dan bumbu menyatu.
4. panaskan minyak goreng, tunggu sampai panasnya merata agar menggoreng mandainya mudah.
5. yang terakhir gorenglah mandai di dalam minyak yang sedang panas-panasnya untuk mendapatkan hasil yang aduhai
Kulit cempedak yang sudah dibersihkan (mandai), minyak goreng
1. Bumbu
2. Bawang merah
3. Bawang putih
4. Lombok merah/hijau
5. Garam, semua bumbu secukupnya.
Cara membuat :
1. kulit cempedak yang sudah dibersihkan dipotong-potong, besarnya tergantung keinginannya ada yang suka potongan besar ada juga yang kecil-kecil.
2. bumbu-bumbu dikumpulkan kemudian dihaluskan bersamaan.
3. campurkan mandai tadi ke dalam bumbu, dioles-oles atau cara apa saja yang penting mandai dan bumbu menyatu.
4. panaskan minyak goreng, tunggu sampai panasnya merata agar menggoreng mandainya mudah.
5. yang terakhir gorenglah mandai di dalam minyak yang sedang panas-panasnya untuk mendapatkan hasil yang aduhai
5. Gangan Asam Banjar
Gangan Asam Banjar adalah salah satu sayur
khas Kalimantan Selatan. Untuk membuat sayur ini harus mengunakan Ikan Haruan
atau Ikan Gabus, atau bisa juga diganti dengan Ikan Patin yang banyak terdapat
di sungai-sungai Kalimantan Selatan.
Sesuai dengan namanya, sayur berkuah warna
kuning ini memiliki rasa sedikit asam, gurih, dan segar yang pasti mengugah
selera untuk segera menyantapnya. Katanya, sayur ini lebih nikmat kalau
disantap dengan nasi putih hangat.
Bahan:
- 1 L air
- 1 buah mentimun sedang, potong bulat
- 10 batang/± 50 g buncis, potong serong 5 cm
- 100 gr kol, potong-potong
- 2 buah tomat, belah empat
- 1 ikat/± 150 g sayur/cekur manis (dapat diganti katuk)
- 1 batang serai, ambil putihnya, memarkan
- 2 sdt air asam jawa (dari 1 sdt asam jawa dan 2 sdm air)
- 2 cm laos, memarkan
Bumbu,
halus:
- 4 butir bawang merah
- 2 siung bawang putih
- 1 cm kunyit, bakar
- 3 butir kemiri, sangrai
- 1 sdt garam
- ½ sdt merica
- ½ sdt gula pasir
Cara
Membuat:
- Rebus air bersama bumbu halus, serai dan laos hingga mendidih dan bumbu matang.
- Masukkan buncis dan kol, masak hingga setengah matang. Tambahkan sisa bahan, aduk rata. Angkat. Sajikan
6.
Bingka
Bingka adalah salah satu cemilan makanan khas
Kalimantan Selatan, atau lebih tepatnya adalah cemilan khas dari suku Banjar
yaitu suku asli Kalimantan Selatan. Sedangkan rasanya adalah manis, lembut dan
sedikit berlemak.
Cemilan ini biasanya disajikan bersama
cemilan dan kue khas Kalimantan Selatan lainnya untuk acara pernikahan. Selain
itu, Bingka juga salah satu makanan favorit untuk berbuka puasa di Kalimantan
Selatan.
Makanan ini terbuat dari adonan tepung
terigu, santan, telur, garam, dan gula pasir. Kemudian dipanggang mengunakan
cetakan yang berbentuk bunga. Selain itu, terdapat berbagai varian rasa seperti
Labu, Kentang, Tapai, dan Pandan.
Bahan-bahan yang di siapkan
- Siapkan 150 gram gula pasir
- Siapkan 350 gram kentang kukus yang sudah di haluskan
- SIapkan 150 gram tepung terigu
- Siapkan 150 gram gula pasir
- Siapkan 350 gram kentang kukus yang sudah di haluskan
- SIapkan 150 gram tepung terigu
Siapkan 5 butir telur ayam atau telur bebek
- Siapkan 1 sdt vanili bubuk
- Siapkan 1 sdt garam
- Siapkan 350 ml santan kental, didihkan lalu dinginkan
- Siapkan 75 ml susu kental manis
- Siapkan 100 gram mentega cair
- Siapkan 1 sdt vanili bubuk
- Siapkan 1 sdt garam
- Siapkan 350 ml santan kental, didihkan lalu dinginkan
- Siapkan 75 ml susu kental manis
- Siapkan 100 gram mentega cair
Cara
membuat kue bingka kalimantan yang enak
1. yang pertama siapkan oven dengan suhu 180
derajat celcius
2. kocok atau aduk telur bersama gula pasir hingga seluruh gula larut
3. campurkan jadi satu, di tambah dengan kentang kukus, tepung terigu, tambahkan vanili dan garam aduk hingga rata dan uleni
4. campur juga jadi satu, santan kental, susu kental manis, dan mentega yang sudah di cairkan aduk hingga benar-benar rata
5. kemudian masukan campuran tepung kentang ke dalam adonan telur dan gula
6. berganti-gantian dengan campuran santan- susu, aduk dan ulen hingga semua tercampur dengan rata
7. tuangkan adonan ke dalam loyang khusus bingka bergaris tengah 20 cm yang sudah di olesi sebelum nya dengan margarin
8. kemudian panggang selama 25 menit hingga matang dan warna berubah menjadi kuning kecoklatan lalu dingin kan
9 setelah dingin keluarkan dari loyang lalu sajikan
2. kocok atau aduk telur bersama gula pasir hingga seluruh gula larut
3. campurkan jadi satu, di tambah dengan kentang kukus, tepung terigu, tambahkan vanili dan garam aduk hingga rata dan uleni
4. campur juga jadi satu, santan kental, susu kental manis, dan mentega yang sudah di cairkan aduk hingga benar-benar rata
5. kemudian masukan campuran tepung kentang ke dalam adonan telur dan gula
6. berganti-gantian dengan campuran santan- susu, aduk dan ulen hingga semua tercampur dengan rata
7. tuangkan adonan ke dalam loyang khusus bingka bergaris tengah 20 cm yang sudah di olesi sebelum nya dengan margarin
8. kemudian panggang selama 25 menit hingga matang dan warna berubah menjadi kuning kecoklatan lalu dingin kan
9 setelah dingin keluarkan dari loyang lalu sajikan
7.
Amparan
Tatak
Satu lagi kue khas Kalimantan Selatan yang
menarik diketahui yaitu Amparan tatak. Kue ini sudah tidak asing lagi di sana
dan rasanya manis. Sedangkan cara pembuatannya pun sederhana saja dan tidak
sulit.
Bahan yang diperlukan adalah tepung beras dan
santan, sedangkan bahan isian dari makanan khas Kalimantan Selatan yang satu
ini adalah pisang atau terkadang bisa juga diisi dengan Nangka dan ditambah
daun Pandan agar lebih nikmat.
bahan-bahan/bumbu-bumbu:
bahan i:
800
ml santan dari 1 butir kelapa
3 lembar daun pandan, diikat
200 gram tepung beras
100 gram tepung sagu
100 gram gula pasir
1/2 sendok teh garam
2 buah pisang tanduk, dikukus, dikupas, dibelah dua, dan dipotong memanjang
bahan ii:
350 ml santan dari 1/2 butir kelapa
3 lembar daun pandan, diikat
100 gram tepung beras
25 gram tepung sagu
75 gram gula pasir
1/4 sendok teh garam
Cara membuat:
3 lembar daun pandan, diikat
200 gram tepung beras
100 gram tepung sagu
100 gram gula pasir
1/2 sendok teh garam
2 buah pisang tanduk, dikukus, dikupas, dibelah dua, dan dipotong memanjang
bahan ii:
350 ml santan dari 1/2 butir kelapa
3 lembar daun pandan, diikat
100 gram tepung beras
25 gram tepung sagu
75 gram gula pasir
1/4 sendok teh garam
Cara membuat:
- Bahan I, rebus santan dan daun pandan sampai harum. Dinginkan. Tuang sedikit demi sedikit di atas campuran tepung beras, tepung sagu, gula pasir, garam, sambil diaduk rata. Sisihkan.
- Bahan II, rebus santan dan daun pandan sampai harum. Dinginkan. Tuang sedikit demi sedikit ke dalam campuran tepung beras, tepung sagu, gula pasir, garam, dan santan sambil diaduk rata. Sisihkan.
- Tuang adonan bahan I ke dalam loyang loaf ukuran 30x12x8 cm yang dioles minyak dan dialas plastik. Kukus di atas api sedang 30 menit sampai matang.
- Tata potongan pisang. Tuang adonan bahan II di atasnya.
- Kukus lagi di atas api sedang 30 menit sampai matang.
8.
Iwak
Pakasam (Iwak Basamu)
Pembuatan Iwak Pakasam atau kadang juga
disebut Iwak Basamu ini hampir sama dengan Manday, perbedaannya hanya bahan
dasarnya yaitu ikan seperti Ikan Haruan (Ikan Gabus), Ikan Pepuyu, Ikan Mangki,
dan Ikan Sepat.
Proses pembuatannya yaitu ikan yang sudah
dibersihkan akan diberikan garam seperti Manday dan diberi juga samu yaitu
beras yang sudah ditumbuk tapi masih berbentuk. Kemudian ikan tersebut
didiamkan beberapa waktu.
Lamanya pengawetannya tergantung selera
masing-masing, ada yang berbulan-bulan saja, tapi ada juga yang bertahun-tahun.
Katanya, semakin lama maka akan semakin asin dan enak rasanya. Ikan ini biasa
dimasak dengan bawang goreng.
Cara Memasak Iwak Pakasam atau Iwak Samu
Cara memasak olahan ikan berbentuk iwak pakasam
atau iwak samu ini sangat sederhana. Tetapi, dijamin rasanya gurih dan harum.
Berikut langkah-langkahnya.
- Siapkan iwak samu atau pakasam yang akan dimasak (digoreng).
- Siapkan irisan 5 butir bawang merah, tomat (boleh yang merah boleh juga yang masih hijau), cabe hijau 3 buah, cabe merah 1 buah. (Sebagian masyarakat bahkan juga menambahkan bumbu lain seperti irisan bawang putih, batang sereh/serai yang telah dimemarkan, hingga buah belimbing wuluh).
- Panaskan minyak goreng di atas wajan secukupnya sekira-kira seluruh ikan cukup terbasahi oleh minyak goreng. (Jangan menggunakan terlalu banyak minyak karena nanti samu atau beras sangrai yang membaluri ikan cepat gosong dan terlepas dari ikan).
- Goreng ikan sampai masak. Jangan terlalu kering.
- Tambahkan irisan bumbu-bumbu bawang merah, tomat, dan cabe. Biarkan selama 2-3 menit.
- Angkat ikan dari wajan dan tiriskan sisa minyak.
- Ikan pakasam atau samu siap dinikmati bersama nasi putih yang panas mengepul-ngepul.
Itulah ulasan tentang iwak pakasam atau iwak
samu, olahan ikan sungai atau rawa yang khas dari masyarakat suku banjar.
9.
Kelepon Martapura
Makanan khas Kalimantan Selatan selanjutnya
yaitu Kelepon Martapura. Makanan ini dikenal sebagai jajanan pasar dan terkenal
dengan semboyannya “Pacah di ilat” yang kalau dalam bahasa Indonesia
artinya pecah di lidah.
Ini adalah salah satu makanan khas yang
paling enak dimakan pada sore hari sambil bersantai dan makanan ini banyak
ditemukan di kota Martapura yaitu ibukota salah satu kabupaten di Kalimantan
Selatan.
Bahan yang dibutuhkan :
ü 50 gr tepung beras
ü 1/2 sendok teh garam halus
ü gula merah secukupnya (disisir halus)
ü air secukupnya
ü 1 lembar daun pandan
ü kelapa parut yang tidak terlalu tua
secukupnya untuk taburan
ü pasta pandan secukupnya
Ø Cara Membuat :
ü Campurkan tepung ketan dan tepung beras dalam
satu wadah, aduk rata
ü Masukkan pasta pandan secukupnya kedalam
campuran tepung, aduk rata
ü Tuang air sedikit demi sedikit sambil diuleni
hingga adonan pas
ü Bentuk bulat-bulat adonan yang sudah diuleni
sampai kalis dan beri isi gula merah pada bagian tengahnya ( lakukan sampai
adonan pas )
ü Rebus adonan yang sudah dibentuk bulat dalam
air yang mendidih sampai benar-benar matang
ü Sambil menunggu adonan matang, campurkan
kelapa parut dengan sedikit garam lalu dikukus sebentar
ü Angkat adonan lalu tiriskan kemudian
gulingkan dengan kelapa parut yang sudah dikukus hingga merata
ü Kue klepon gula merah siap untuk dinikmati.
Makanan khas Kalimantan Selatan yang terakhir
yaitu Gangan Humbut. Makanan ini memiliki rasa yang sedikit manis tapi justru
rasa manis itulah yang mampu mengugah selera dan biasanya disantap dengan
sepiring nasi hangat.
Humbut sendiri berasal dari bagian inti pohon
kelapa (nyiur) yang kemudian diolah menjadi sayur dan biasanya makanan khas ini
disajikan sebagai menu wajib di acara hajatan seperti perkawinan dan
sebagainya.
Nah, itulah beberapa makanan khas
Kalimantan Selatan. Sebenarnya masih banyak makanan khas asal Kalimantan
Selatan, tapi karena terbatas infomasi yang ada mungkin cukup itu dulu dan
semoga informasi ini bermamfaat terutama untuk mereka yang berencana berkunjung
ke Kalimantan Selatan dalan waktu dekat.
berikut ini Resep Gangan Humbut:
Bahan yang diperlukan:
- 3 ons rebung, potong sesuai selera
- ½ kg iga sapi, potong sesuai selera
- 3 ½ sdt garam
- 1 sdt gula pasir
- 1 cm lengkuas, memarkan
- 2 lembar daun salam
- 1 ons parutan kelapa, sangrai dan haluskan
- ¾ liter santan dari 1 butir kelapa
- 1 liter air
Bumbu yang dihaluskan:
·
6
siung bawang merah
·
3
siung bawang putih
·
½
sdt jintan
·
1
sdm ketumbar
·
2
cm kunyit, bakar
·
2
buah cabai merah keriting
·
2
buah cabai merah besar
·
2
butir kemiri, sangrai
- Langkah pertama, cuci bersih iga sapi dan rebung yang sudah dipotong. Angkat dan tiriskan
- Kemudian rebus potongan iga sapi hingga matang. Namun, jangan buang air sisa rebusan iga sapi tadi dan ukur kaldu nya kira-kira ½ liter.
- Selanjutnya, panaskan minyak goreng. Lalu tumis bumbu yang sudah dihaluskan, lengkuas, dan daun salam hingga harum.
- Lalu masukkan iga sapi yang sudah direbus tadi. Aduk hingga rata
- Tambahkan parutan kelapa yang sudah disangrai sambil tetap diaduk hingga merata.
- Lalu tuangkan air kaldu nya tadi bersama gula pasir dan garam. Masak hingga mendidih.
- Setelah mendidih, masukkan potongan rebung dan santan. Aduk-aduk dan masak hingga matang. Angkat
- Gangan Humbut Asli Khas kalimantan Selatan siap dihidangkan.
12. Objek wisata :
Sektor pariwisata merupakan peluang usaha yang potensial di Kalimantan
Selatan karena banyak objek-objek wisata yang sering dikunjungi oleh wisatawan,
baik dari dalam negeri mau pun dari mancanegara.
Kalimantan Selatan memiliki
hampir semua jenis objek wisata alam seperti laut, pantai, danau, dan gunung.
Selain itu pariwisata Kalimantan Selatan juga banyak menjual budayanya yang
khas, seperti Festival Pasar Terapung, Festival Tanglong, dan lain-lain. Disamping
wisata alam dan budaya, Kalimantan Selatan juga terkenal dengan wisata
kulinernya
13. Peninggalan sejarah :
a.
Candi
Agung Amuntai
Peninggalan-peninggalan
bersejarah awal dari kehidupan zaman dulu yang menjadi peradaban kuno,di
kalimantan selatan yang condong berkebudayaan sungai yang masih melekat sampai
sekarang,peninggalan dari kebudayaan pada awal perang banjar sampai
terbentuknya kerajaan banjar. salah satu peninggalan bersejarah di kalimantan
selatan antara lain Candi Agung.candi agung Amuntai merupakan peninggalan Kerajaan Negaradipa
yang dibangun oleh Empu Jatmika abad ke XIV Masehi. Dari kerajaan ini akhirnya
melahirkan Kerajaan Daha di Negara dan Kerajaan Banjarmasin. Menurut cerita,
Kerajaan Hindu Negaradipa berdiri tahun 1438 di persimpangan tiga aliran
Sungai, Tabalong, Balangan, dan Negara. Cikal bakal Kerajaan Banjar itu
diperintah oleh Pangeran Surianata dan Putri Junjung Buih dengan kepala
pemerintahan Patih Lambung Mangkurat. Negaradipa kemudian berkembang menjadi
Kota Amuntai Candi Agung diperkirakan
telah berusia 740 tahun. Bahan material Candi Agung ini didominasi oleh batu
dan kayu. Kondisinya masih sangat kokoh. Di candi ini juga ditemukan beberapa
benda peninggalan sejarah yang usianya kira-kira sekitar 200 tahun SM. Batu
yang digunakan untuk mendirikan candi ini pun masih terdapat disana. Batunya
sekilas mirip sekali dengan batu bata merah. Namun bila disentuh terdapat
perbedaannya, lebih berat dan lebih kuat dari bata merah biasa.Situs Candi
Agung, yang merupakan bagian dari lambang daerah HSU, dengan menggunakan cara
supranatural.candi agung sekarang dikonstruksi menyerupai bentuk candi agung
terdahulu tanpa merubah letak,hanya saja bangunan candi agung sekarang dibuat
seperti rumah banjar dan di jadikan tempat wisata.
2. Mesjid Sultan
Suriansyah
Masjid
Sultan Suriansyah adalah sebuah masjid bersejarah
yang merupakan masjid tertua di Kalimantan
Selatan. Masjid ini dibangun di masa pemerintahan
Sultan
Suriansyah
(1526-1550), raja
Banjar
pertama
yang memeluk agama
Islam.
Masjid
ini terletak di Kelurahan Kuin Utara, Banjarmasin Utara, Banjarmasin,
kawasan yang dikenal sebagai Banjar Lama
merupakan situs ibukota Kesultanan Banjar
yang pertama kali.
Bentuk arsitektur dengan konstruksi panggung
dan beratap tumpang, merupakan masjid bergaya tradisional Banjar. Masjid
bergaya tradisional Banjar pada bagian mihrabnya memiliki atap sendiri terpisah
dengan bangunan induk. Masjid ini didirikan di tepi sungai Kuin.
a.Kondisi ruang mesjid
a.Kondisi ruang mesjid
Pola ruang pada Masjid Sultan Suriansyah
merupakan pola ruang dari arsitektur Masjid
Agung Demak yang dibawa bersamaan dengan masuknya agama
Islam ke daerah ini oleh Khatib Dayan. Arsitektur mesjid Agung Demak sendiri
dipengaruhi oleh arsitektur Jawa Kuno pada masa kerajaan Hindu. Identifikasi
pengaruh arsitektur tersebut tampil pada tiga aspek pokok dari arsitektur Jawa
Hindu yang dipenuhi oleh masjid tersebut. Tiga aspek tersebut : atap meru,
ruang keramat (cella) dan tiang guru yang melingkupi ruang cella. Meru
merupakan ciri khas atap bangunan suci di Jawa dan Bali. Bentuk atap yang
bertingkat dan mengecil ke atas merupakan lambang vertikalitas dan orientasi
kekuasaan ke atas. Bangunan yang dianggap paling suci dan dan penting memiliki
tingkat atap paling banyak dan paling tinggi. Ciri atap meru tampak pada Masjid
Sultan Suriansyah yang memiliki atap bertingkat sebagai bangunan terpenting di
daerah tersebut. Bentuk atap yang besar dan dominan, memberikan kesan ruang
dibawahnya merupakan ruang suci (keramat) yang biasa disebut cella. Tiang guru adalah tiang-tiang yang
melingkupi ruang cella (ruang keramat). Ruang cella yang dilingkupi tiang-tiang
guru terdapat di depan ruang mihrab, yang berarti secara kosmologi cella lebih
penting dari mihrab.
14. Industri dan pertambangan :
Industri di Kalimantan Selatan didominasi
oleh industri manufaktur mikro dan kecil, disusul oleh industri manufaktur
besar dan sedang.Sampai pada tahun 2010, jumlah unit usaha berjumlah 60.432
unit, meningkat 10,92% dibandingkan pada tahun 2009. Pertambangan didominasi
batu bara, di samping minyak bumi, emas, intan, kaloin, marmer, dan batu-batuan.
15. Rumah adat :
Rumah
adat Baanjung adalah nama dari rumah adat Kalimantan Selatan, salah satu rumah
adat yang cukup unik gaya arsitekturnya. Berikut ini penjelasan mengenai Rumah
adat tersebut secara lengkap mulai dari konstruksi, gambar, dan filosofinya.
Rumah Adat Kalimantan Selatan Sekilas Tentang Provinsi Kalimantan Selatan
Terletak di bagian selatan Pulau Kalimantan, provinsi ini beribukota di
Banjarmasin. Kalimantan Selatan terdiri dari 11 kabupaten dan 2 kota yaitu,
Kota Banjarbaru dan Kota Banjarmasin. Kabupatennya yaitu Kabupaten Balangan,
Banjar, Barito Kuala, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai
Utara, Kotabaru, Tabalong, Tanah Bumbu, Tanah Laut dan Kabupaten Tapin.
16. Senjata tradisional :
a. Senjata Tradisional Kalimantan Selatan - Sungga
Sungga merupakan salah satu senjata yang
digunakan oleh masyarakat pada Perang Banjar di daerah Benteng Gunung Madang,
Kandangan, Hulu Sungai Selatan. Senjata ini dipasang di bawah jembatan yang
dibuat sebagai jebakan, sehingga apabila dilalui oleh musuh (tentara Belanda),
maka jembatan tersebut akan runtuh dan musuh yang jatuh tertancap pada sungga
tersebut.
b. Senjata Tradisional Kalimantan Selatan - Mandau
Mandau
adalah senjata tradisional suku dayak yang ada di Kalimantan, termasuk
Kalimantan Selatan. Untuk mengetahui lebih detil mengenai senjat mandau ini,
Sobat tradisi bisa mengunjungi halaman : Mandau, Senjata
Tradisional Kalimantan Utara.
c. Senjata Tradisional Kalimantan Selatan - Sarapang
Sarapang
secara umum merupakan senjata trisula atau tombak bermata tiga. Namun di
Kalimantan Selatan Sarapang berbentuk tombak dengan mata tombak 5 buah yaitu 4
buah disisi dan 1 buah dipusat / ditengah.
Sarapang
biasanya digunakan oleh masyarakat Kalimantan Selatan untuk berburu atau
menangkap ikan-ikan besar.
d. Senjata Tradisional Kalimantan Selatan - Keris Banjar
Keris
adalah merupakan senjata tradisional khas yang dibuat dari besi dan campuran
logam. Panjang senjata keris ini sekitar 30 cm. Keris ini merupakan senjata yang
umum digunakan oleh masyarakat Indonesia pada waktu lampau. Namun ukiran dan
lekukan keris biasanya membedakan dari daerah mana keris tersebut berasal.
Seperti halnya provinsi Kalimantan Selatan memiliki keris khas yang disebut
dengan keris banjar .
e. Senjata Tradisional Kalimantan Selatan - Parang
Parang juga merupakan senjata yang sangat
umum ditemukan di Indonesia. Parang merupakan senjata tradisional yang dibuat
dari besi dengan bentuk pipih dan salah satu bilah sisinya tajam. Biasanya
gagang parang yang berfungsi sebagai pegangan pengguna dibuat dari kayu.
Dalam kehidupan masyarakat Kalimatan Selatan, parang biasanya digunakan sebagai senjata dan alat rumah tangga sehari-hari, sebagai senjata berburu atau alat pertanian.
Dalam kehidupan masyarakat Kalimatan Selatan, parang biasanya digunakan sebagai senjata dan alat rumah tangga sehari-hari, sebagai senjata berburu atau alat pertanian.
17. Lagu daerah :
PARIS BARANTAI
Lagu Daerah Kalimantan Selatan
Pencipta Lagu dan Lirik : H. Anang Ardiansyah
Kotabaru gunungnya Bamega
Bamega umbak manampur di sala karang
Umbak manampur di sala karang
Reff
Batamu lawanlah adinda
Adinda iman di dada rasa malayang
Iman di dada rasa malayang
Pisang silat tanamlah babaris
Babaris tabang pang bamban kuhalangakan
Tabang pang bamban kuhalangakan
Back to Reff
Tadi malam bamimpilah datang
Badatang lawan si ading lawan si ading
Rasa bapaluk lawan si ading
Rasa bapaluk lawan si adding
Pencipta Lagu dan Lirik : H. Anang Ardiansyah
Kotabaru gunungnya Bamega
Bamega umbak manampur di sala karang
Umbak manampur di sala karang
Reff
Batamu lawanlah adinda
Adinda iman di dada rasa malayang
Iman di dada rasa malayang
Pisang silat tanamlah babaris
Babaris tabang pang bamban kuhalangakan
Tabang pang bamban kuhalangakan
Back to Reff
Tadi malam bamimpilah datang
Badatang lawan si ading lawan si ading
Rasa bapaluk lawan si ading
Rasa bapaluk lawan si adding
AMPAR-AMPAR
PISANG
Ampar ampar pisang
Pisangku balum masak
Masak sabigi dihurung bari-bari
Masak sabigi dihurung bari-bari
Manggarepok manggarepok
Patah kayu bengkok
Bengkok dimakan api
Apinya kasurupan
Bengkok dimakan api
Apinya kasurupan
Nangmana batis kutung
Dikitip bidawang
Nangmana batis kutung
Dikitip bidawang
KARANA
JANJI
Lamun Kuranji gugur buahnya
2x
Gugur buahnya 2x di pamandian
Lamun bajanji haja
Janji nang lawas 2x jangan di ganangkan
Lamun tiwadak masak sabiji
2x
Masak sabiji 2x di balah dua
Lamun pang handak manuntut janji
Bapegang tangan 2x kita badua
Ka parigi jalan kampayan
2x
Tarusakan di tarusakan ka margasari
Lamun janji adalah hutang
Harus di bayar 2x janji nang pasti
LAGU
UMA ABAH
Ya
Allah
Hari
panas manggantang
Tangah
hari manggantang panas manggantang
Rasa
rakai tulang higa sampai ka pinggang
Mangilik
nanam galu caramin matanya
Uma
batulak mancariakan rajakinya
Guntur
kilat basambung
Hujan
labat arus daras wan galumbangnya
Awak
basah kadinginan di tangah sungai
Abah
malunta baluman tantu pakulihnya
Abah
batulak mancariakan rajakinya
Uma
mun bulih sakit uma ku gantiakan
Lawan sagala pahalaku
Abah mun bulih paluh abah ku gantiakan
Lawan sagala tama ku
Uma ratu-ai
Abah raja-ai
Ya Allahuma Allah
Cium batis uma yang manyayangi
Kucium tangan abah nang malindungi
Ampuniakan dosa dosa uma wan abahku
Ampuniakan dosa dosa uma wan abahku
Uma mun bulih sakit uma ku gantiakan
Lawan sagala pahalaku
Abah mun bulih paluh abah ku gantiakan
Lawan sagala harta ku
Uma ratu-ai
Abah raja-ai
Allahuma Allah
Rabbighfirli wa li wa lidaya
Rabbighfirli wa li wa lidaya
Ampuniakan dosa dosa uma wan abahku
Ampuniakan dosa dosa uma wan abahku.
18. Suku :
Mayoritas
penduduk Kalimantan Selatan adalah etnis Banjar (74,34%) yang terdiri atas 3 kelompok, yaitu
Banjar Kuala, Banjar Pahuluan dan Banjar Batang Banyu. Etnis terbesar kedua yaitu etnis Jawa (14,51%) yang menempati kawasan
transmigrasi.
Komposisi
Suku bangsa di Kalimantan Selatan (Sensus 2010)
|
||||
Peringkat
|
Suku Bangsa
|
Jumlah (2010)
|
Persentase (2010)
|
Keterangan
|
1
|
2.686.627
|
74,34%
|
Etnis
mayoritas dan penduduk asli Kalimantan Selatan yang terdiri atas 3 kelompok,
yaitu Banjar Kuala (mendiami kawasan Banjar
Bakula
atau hilir sungai Barito dan anak-anak sungainya), Banjar Pahuluan (mendiami kawasan hulu Banua
Anam atau aliran-aliran
sungai yang berhulu di Pegunungan Meratus) dan Banjar Batang Banyu (mendiami kawasan hilir Banua
Anam pada aliran sungai
Nagara).
|
|
2
|
524.276
|
14,51%
|
Etnis
terbesar kedua di Kalsel dan memiliki kantong-kantong permukiman di kawasan
transmigrasi dan Kota
Banjarbaru.
Awal mula kedatangan etnis Jawa secara menetap mengikuti program kolonisasi
atau transmigrasi pada masa kolonial Hindia Belanda yang untuk pertama
kalinya lahan gambut dibuka di Hinda Belanda untuk transmigrasi pada sekitar
tahun 1930-an di wilayah Purwosari, Tamban, Barito Kuala. Mereka disebut
orang Jawa Tamban. Kedatangan transmigran Jawa semakin masif dan intensif
pada masa Orde Baru.
|
|
3
|
101.727
|
2,81%
|
Etnis
terbesar ketiga di Kalsel dan mendiami pesisir Tanah Bumbu dan Kotabaru. Kedatangan etnis Bugis dari Sulawesi
Selatan secara menetap di bawah pimpinan Puanna Dekke, mereka ditempatkan
oleh Sultan Banjar Panembahan
Batuah
di kawasan Pagatan disebut Bugis
Pagatan
dan secara umum suku Bugis di Kalimantan disebut Ugi Banjara (Bugis Banjar).
|
|
4
|
80.708
|
2,23%
|
||
5
|
53.002
|
1,47%
|
Awal
mula kedatangan suku Madura secara menetap mengikuti program kolonisasi atau
transmigarsi pada masa kolonial Hindia Belanda. Semula mereka akan
diperkerjakan untuk pabrik gula di Jember, namun karena pabrik gagal dibangun
mereka akhirnya mengikuti program kolonisasi dan ditempatkan di kawasan yang
diberi nama Madurejo. Mereka disebut orang Madura Madurejo.
Sejak tahun 1970-an orang Madura mulai datang ke Banjarmasin dan mendiami
beberapa kantong pemukiman yaitu Kampung Gadang, Kelayan dan Pekapuran.
|
|
6
|
39.841
|
1,10%
|
Kedatangan
suku Mandar dari Sulawesi Barat sudah sejak masa Kesultanan Banjar terutama
menempati bagian selatan pulau
Laut.
|
|
7
|
24.592
|
0,68%
|
Kedatangan
Suku Sunda dari Jawa Barat pada masa Orde Baru dan memiliki kantong-kantong
permukiman di kawasan transmigrasi diantaranya desa Hegar Manah.
|
|
8
|
13.000
|
0,36%
|
Kedatangan
Tionghoa dari Tiongkok sudah sejak masa Kesultanan
Banjar. Salah satu kelompok komunitas ini adalah Orang
Cina Parit
yang didatangkan oleh Alexander
Hare di daerah konsesi Maluka (Tanah Laut).
|
|
9
|
12.408
|
0,34%
|
Kedatangan
suku Batak dari Sumatera Utara sejak masa Orde Lama.
|
|
10
|
11.966
|
0,33%
|
Kedatangan
Suku Bali secara menetap dari pulau Bali pada masa Orde Baru dan memiliki
kantong-kantong permukiman di kawasan transmigrasi seperti Berambai dan Sari
Utama.
|
|
Suku-suku
lainnya
|
65.845
|
1,82%
|
Suku-suku
lainnya (1,83%) diantaranya suku
Bajau
3 Rampa (Bangsamoro) yang datang dari [[Filipina] Selatan atau
Banjar Kulan sudah sejak masa Kesultanan Banjar.
Sedangkan kedatangan etnis Sasak/Bima dari NTB dan Flores/Adonara dari NTT di Kalsel pada masa Orde Baru dan
menetap di wilayah-wilayah transmigrasi, namun jumlahnya hanya sedikit.
|
|
Total
|
3.613.992
|
100,00%
|
Di bawah ini merupakan nama suku-suku Dayak
yang berada di Provinsi Kalimantan Selatan.
Suku Dayak Abal
Suku Dayak Abal merupakan suku yang sebagian
besar berdiam di Desa Halong Dalam, Provinsi Kalimantan Selatan. Sementara itu
jumlah populasi berjumlah sekitar 20.000 orang pada sensus tahun 1990 silam.
Suku Dayak Bakumpai
Suku ini jumlah populasinya sekitar 40.000
orang yang berdiam di sebagian besar Provinsi Kalimantan Selatan yaitu di
daerah sepanjang tepian aliran sungai Barito.
Suku Dayak Bawo
Suku Dayak Bawo ini sebagian besar bermukim
di beberapa kecamatan di Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Timur. Selain
terdapat di Kalimantan Selatan, Suku Dayak Bawo juga dapat temukan di
Kalimantan Timur atau tepatnya di Kabupaten Kutai.
Suku Lawangan
Suku Lawangan mendiami daerah
bergunung-gunung antara aliran Sungai Barito terus ke sebelah barat ke daerah
aliran Sungai Kapuas. Daerah itu termasuk dalam wilayah kabupaten Hulu Sungai
Utara, Hulu Sungai Selatan, dan Tapin, di Provinsi Kalimantan Selatan.
Suku Dayak Beranggas
Suku yang sebagian besar sudah memeluk agama
Islam ini berdiam di wilayah Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan atau
tepatnya di hilir sungai Barito. Sementara itu bahasa yang mereka gunakan ialah
bahasa Alalak.
Suku Maanyan
Suku Maanyan atau orang Maanyan berdiam di
wilayah Banua Lima, Patengkep Tutui, Awang Hayaping, dan Dusun Timur, dalam
wilayah Kabupaten Barito Timur dan Kewedanaan Barito Selatan. Di sebelah
timurnya berdiam masyarakat Banjar, di sebelah baratnya orang Bakumpai, di
sebelah utaranya wilayah orang Bukit dan orang Lawangan.
Suku Dayak Meratus
Suku ini juga biasa disebut Suku Dayak Bukit,
karena mereka memang tinggal atau berdiam di daerah berbukit atau tepatnya di
pegunungan Meratus.
Suku Dayak Dusun Peyah
Jumlah populasi suku ini diperkirakan sekitar
34.000 jiwa. Suku ini tersebar dibeberapa daerah di Kabupaten Tabalong,
Kalimantan Selatan.
Suku Dayak Ngaju
Mata pencaharian orang Ngaju adalah bercocok
tanam di ladang. Tanaman pokok mereka adalah padi, ketela, ubi kayu, kedelai,
sayur mayur dan buah-buahan. Pekerjaan berburu dan menangkap ikan di sungai
masih dilakukan oleh sebagian warganya.
19. Bahasa daerah :
Bahasa yang digunakan dalam keseharian oleh suku Banjar sebagai bahasa
ibu dan sebagai lingua
franca bagi masyarakat Kalimantan Selatan umumnya adalah Bahasa
Banjar yang memiliki dua dialek
besar, yakni dialek Banjar Kuala dan dialek Banjar Hulu. Suku Dayak
yang mendiami kawasan selatan Pegunungan Meratus
menuturkan bahasa Dayak Meratus (d/h Bahasa
Bukit) Bahasa Banjar dan bahasa Bukit, keduanya merupakan bahasa
Melayik.Suku Dayak rumpun Dusmala (Dusun-Maanyan-Lawangan) yang
menuturkan bahasa Barito Timur
mendiami kawasan utara Pegunungan Meratus menuturkan bahasa Dayak Maanyan
Warukin, bahasa Dayak Dusun Halong, bahasa Dayak Samihin (Dusun Tumbang),
bahasa Dayak Deah/Dusun Deyah, bahasa Dayak Lawangan[ dan
bahasa Dayak Abal. Sedangkan suku
Dayak rumpun Biaju yang menuturkan bahasa
Barito Barat mendiami aliran sungai
Barito menuturkan bahasa ibu antara lain bahasa Dayak Bakumpai dan
bahasa Dayak Barangas.
Termasuk pula bahasa Dayak Ngaju,
bahasa yang berasal dari Kalimantan Tengah digunakan sebagai bahasa liturgi di
lingkungan sinode Gereja Kalimantan Evangelis
(d/h Geredja Dajak Evangelis) yang berkantor pusat di Kota Banjarmasin
20. Pakaian adat :
1. Baju Adat Kalimantan Selatan Bagajah Gamuling Baular Lulut
Busana adat pengantin atau baju adat
Kalimantan Selatan jenis bagajah gamuling baular lulut merupakan busana
pengantin klasik yang berkembang sejak zaman kerajaan Hindu di Kalimantan
Selatan.
Kelengkapan busana pengantin pria bagajah
gamuling baular lulut terdiri atas baju poko berbentuk kemeja lengan pendek tanpa
kerah, celana panjang yang dihiasi motif pucuk rebung dari manik-manik, tapih
bermotif binatang halilipan, mahkota bundar berbentuk ular lidi yang melingkar
dikepala, kalung samban, kilat bahu garuda mungkur paksi, pending emas dengan
kepala motif gula kelapa serta keris pusaka khas banjar berbentuk sempana.
Sedangkan kelengkapan busana pengantin wanita
yang merupakan baju adat bagajah gamuling baular lulut terdiri atas kemben
penutup dada, selendang, kayu apu pengikat pinggang, dan sarung panjang bermotif
halilipan sebagai tapih. Tatanan rambutnya dibuat berbentuk sanggul dengan
dihiasi mahkota dan kembang goyang serta kuncup bunga melati. Sebagai pelengkap
dikenakan pula bonel (anting beruntai panjang) kalung kebun raja, kalung samban
pedaka, ikat pinggang, gelan tangan, cincin permata, gelang kaki, dan selop
sebagai alas kaki.
2. Baju Adat Kalimantan Selatan Ba'amar Galung Pancaran Matahari
Busana adat pengantin baamar galung
pancaranan matahari di Kalimantan Barat telah berkembang
sejak munculnya pengaruh agama Islam dan kerajaan Islam di Kalimantan Selatan.
Kemudian untuk kelengkapan busana pengantin
wanita dalam busana adat ba'amar galung pancaran matahari terdiri atas baju
poko lengan pendek tanpa kerah, penutup dada, kayu apu sebagai penutup poko dan
sarung, tapih atau sarung panjang bermotif khas halilipan, sanggul berbentuk
bulan sabit yang dihiasi mahkota amar galung pancaran matahari, kembang goyang
berumpun, serta sisir emas.
Busana wanita dilengkapi derhiasan tambahan
yang dikenakan diantaranya anting panjang, kalung cikak, kalung bentuk biji
kurma, kalung kebun raja, ikat pinggang emas, kilat bahu, gelang tangan, cincin
berbentuk pagar mayang, gelang kaki, serta selop bersulam benang emas sebagai
penutup kaki.
3. Baju Adat Kalimantan Selatan Babaju Kun Galung Pacinan
Busana
pengantin Kalimantan Selatan babaju kun galung pacinan tercipta
dari akulturasi kebudayaan Banjar dengan kebudayaan Tiongkok. Sehingga tidak
heran jika busana pacinan memiliki bentuk yang mirip dengan busana
pengantin Betawi dan Semarang.
Kelengkapan
busana pengantin pria terdiri atas baju gamis dan jubah, kopyah alpe
berlilitkan surban dan dihias dengan untaian kuncup bunga melati, selempang
serta alas kaki berupa selop yang dihiasi dengan sulaman benang emas.
Ditambahkan pula penggunaan kalung rantai dari emas dan permata, serta cincin
bermata satu dari zamrud.
Sementara
kelengkapan busana pengantin wanita babaju kun galung pacinan yaitu berupa
kebaya lengan panjang berbentuk cheong sam yang dihiasi motif bunga teratai
yang disulam dari benang emas. Pemakaian kebaya ini dipadukan dengan rok besar
bertabur manik-manik yang dihiasi dengan sulaman motif cina. Bagian kepala
ditambahkan penggunaan mahkota setengah lingkaran bertahtakan permata, kembang
goyang, tusuk konde berbentuk huruf lam dengan permata batu mulia, serta tusuk
konde berbentuk burung hong.
4. Baju Adat Kalimantan Selatan Babaju Kubaya Panjang
Jenis
baju adat Kalimantan selatan yang disebut babaju kubaya panjang merupakan
modifikasi dari baju adat Kalimantan Barat yang 3 diatas. Disebut dengan babaju
kubaya panjang karena busana pengantin ini menggunakan kebaya panjang.
Masyarakat
Kalimantan Selatan juga biasa menamakan jenis modifikasi dari busana pengantin
adat ini dengan nama baamar galung modifikasi
21. Identitas daerah
Flora
Kalimantan Selatan - Kasturi (Mangifera casturi)
Fauna
Kalimantan
Selatan: Bekantan (Nasalis larvatus)
22. Alat musik tradisional :
1. Alat Musik Tradisional Kalimantan Selatan - Kintung
Kintung adalah alat musik tradisional yang
berasal dari Provinsi Kalimantan Selatan. Alat musik kintung dipergunakan untuk
mengiringi pertunjungan musik kintung. Adapun bentuk alat musik tradisional ini
mirip dengan alat musik angklung / calung dari Jawa Barat, yaitu dari bambu dan
dibunyikan dengan cara dipukul. Untuk mengatur bunyi tergantung pada rautan
bagian atasnya hingga melebihi dari seperdua lingkaran bambu. Rautan itu makin
ke atas semakin mengecil sebagai pegangannya. Sedang bagian bawahnya tetap
seperti biasa. Panjangnya biasanya dua ruas, dan buku yang ada di bagian
tengahnya (dalam) dibuang agar menghasilkan bunyi. Pengaturan bunyi biasanya
tergantung pada rautan bagian atasnya. Semakin dibuang atasnya itu akan
menimbulkan nada yang lebih tinggi.
Musik Kintung termasuk alat musik pentatonis,
boleh dikatakan pula sejenis alat musik perkusi.Karena cara membunyikannya
dihentakkan pada sebuah potongan kayu yang bundar. Alat musik Kintung ini
berjumlah 7 buah dan masing-masing mempunyai nama, yaitu : Hintalu
randah, hintalu tinggi, tinti pajak, tinti gorok, pindua
randah, pindua tinggi dan gorok tuha.
2. Alat Musik Tradisional Kalimantan Selatan - Kalang Kupak
Kalang Kupak adalah alat musik tradisional
dari Kalimantan Selatan yang juga dibuat dari bambu, biasanya dari jenis bambu
tamiang. Sama halnya dengan kintung, Kalang Kupak terdiri dari 8 ruas bambu
yang masing-masing dipotong setengahnya dan meruncing di bagian ujung.
Ruas-ruas bambu tersebut kemudian disatukan dengan serat rotan hingga bentuknya
menyerupai calung dari Jawa Barat. Kalang Kupak berperan sebagai pembawa
melodi, dimainkan bersama alat musik agung (gong), babun (gendang), lumba
(gendang), dan kecapi untuk mengiringi upacara adat Balian, yaitu upacara
keselamatan bagi kehidupan masyarakat setempat yang dilaksanakan setiap tahun
dan untuk mengiringi tarian adat, seperti tari Gintor.
Kalang Kumpak merupakan alat musik
tradisional Suku Bukit. Masyarakat Dayak Maanyan menyebut kalang kumpak dengan
nama "salung" yang berfungsi untuk menghibur petani di ladang dan
untuk mengusir binatang buas.
3. Alat Musik Tradisional Kalimantan Selatan - Panting
Panting
merupakan alat musik yang dipetik yang berbentuk seperti gambus Arab tetapi
ukurannya lebih kecil. Panting merupakan alat musik dari Kalimantan Selatan,
pada umumnya adalah orang / masyarakat Banjar. Tokoh yang paling terkenal
sebagai pemain Panting adalah A. Sarbaini. Dan ada juga grup-grup musik Panting
yang lain. Tetapi sekarang ini seiring dengan adanya perkembangan zaman grup
musik Panting menjadi semakin sedikit bahkan jarang ditemui.
4. Alat Musik Tradisional Kalimantan Selatan - Kurung Kurung
Kurung-kurung
adalah alat musik tradisional yang berasal dari Kabupaten Balangan Provinsi
Kalimantan Selatan. Alat musik Kurung - kurung ini terbuat dari kayu panjang
dan dibawahnya terbuat dari bambu dan peralatan lainnya. Musik ini bisa mengeluarkan
bunyi setelah dihentak-hentak dulu ke tanah dan setiap alat musik mengeluarkan
bunyi berbeda satu sama lain, sehingga bila pemainnya ingin menciptakan irama,
maka caranya menghentakan alat itu secara bergantian sesuai irama yang
dikehendaki.
Alat
musik peninggalan nenek moyang ini biasanya dimainkan saat upacara adat atau
acara perkimpoian dan kenduri. Belakangan digunakan untuk acara perkimpoian,
menyambut tamu atau pejabat ke kekampung atau acara kenduri lainnya. Namun
keberadaan alat musik kurung-kurung saat ini hampir punah.
5. Alat Musik Tradisional Kalimantan Selatan - Bumbung
Alat musik bumbung dibuat dari bambu,
merupakan alat musik tradisional Kalimantan Selatan. Bumbung sendiri berawal
dari bumbung “Bumbung lamang” (Beras ketan yang dibakar dalam bumbu) yang
dimodifikasi menjadi alat musik diatonik, terdiri dari 7 nada dasar. Untuk
membuat alat musik bumbung biasanya terbuat dari 2 ruas bambu.
Alat musik bumbung ini dapat ditemukan di
Desa Berikin Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
6. Alat Musik Tradisional Kalimantan Selatan - Kuridin / Guriding
Alat
musik Kuridin adalah alat musik tradisional Kalimantan Selatan yang terbuat
dari Bambu. Nama Penamaan Kuridin diberikan oleh Penduduk Hulu Sungai Tengah
dan Desa Harakit Kabupaten Tapin. Lain lagi dengan penduduk Kelurahan Ulu
Banteng Kecamatan Bakupai Kabupaten Barito Kuala, alat musik ini disebut
Guriding.
Alat
musik kuridin ini dibunyikan dengan cara ditiup, dan hampir mirip dengan alat musik
karinding dari Jawa Barat.
Alat
musik Kuridin
|
7. Alat Musik Tradisional Kalimantan Selatan - Kalampat
Kalampat
adalah alat musik tradisional dari Kalimantan Selatan, khususnya masyarakat
daerah Labuhan Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Kalampat adalah sejenis gendang
berkepala tunggal. Badan gendang terbuat dari batang batung atau bambu tebal
berdiamter besar. Kalampat dimainkan dengan cara dipukul menggunakan pemukul
dari rotan. Kalampat dimainkan bersama dengan agung (gong) sebagai pengiring
dalam upacara Bawanang (panen padi), Babalian (bahiaga atau upacara pengobatan
yang bersifat magis).
Alat
Musik Kalampat
|
8. Alat Musik Tradisional Kalimantan Selatan - Sarunai Banjar
Musik
ini tergolong aerofon atau alat musik tiup, perkataan Sarunai atau Sarunai,
yang diambil dari kata Surnai bahasa Persia. Surna dari bahasa Arab dan Sahnai
dari bahasa india. Musik ini terbuat dari Bambu atau kayu seperti suling
terompet namun pendek, terdiri dari 4 bagian yaitu mulut, sekar bibir, badan
(batang) dan corong satu sama lainya bisa dilepas dan dipasang kembali. Serunai
berfungsi sebagai alat musik pertunjukan pancak silat. Disuku Bukit/Dayak
berpungsi sebagai pengiring musik upacara adat.
9. Alat Musik Tradisional Kalimantan Selatan - Terbang Mahidin
Mahidin
adalah salah satu pertunjukan seni di Kalimantan Selatan yang menggunakan alat
musik tradisional terbang. Madihin sebagai suatu karya sastra lisan yang
dipentaskan mempunyai fungsi sebagai penyajian estitis (tontonan) yang
dinikmati penonton ( Syukrani,1994:6 ).
Alat
musik terbang sendiri telah kita ketahui adalah sejenis alat musik pukul yang
terbuat dari kayu berbentuk bulat dengan lubang ditengahnya. Salah satu lubang
tersebut ditutup dengan kulit binatang yang apabila dipukul akan mengeluarkan
bunyi dengan nada yang sesuai dengan diameter kayu tersebut.
Alat
musik terbang sendiri bisa kita temui di beberapa daerah di Indonesia seperti
di Provinsi Banten maupun di DKI Jakarta. Baca : Kesenian Terbang
Buhun
10. Alat Musik Tradisional Kalimantan Selatan - Gamelan Banjar
Gamelan Banjar merupakan bentuk kesenian yang
menggunakan beberapa alat musik tradisional. Gamelan Banjar sendiri sudah ada
sejak jaman Kerajaan Negara Dipa pada abad ke-14 yang dibawa oleh Pangeran
Suryanata ke Kalimantan Selatan bersamaan dengan kesenian Wayang Kulit Banjar
dan senjata keris sebagai hadiah kerajaan Majapahit. Pada masa itu masyarakat
Kalsel pada waktu itu dianjurkan untuk meniru budaya Jawa.
Mengingat kesenian ini berasal dari Kerajaan
Majapahit, maka tak heran jika alat musik tradisional yang digunakan juga
banyak memiliki kesamaan. Namun demikian dalam perkembangannya ada dua versi
gamelan Banjar. Yaitu gamelan banjar versi keraton dan gamelan banjar
kerakyatan.
Gamelan Banjar versi keraton, perangkat
instrumennya :
- babun
- gendang dua
- rebab
- gambang
- selentem
- ketuk
- dawu
- sarun 1
- sarun 2
- sarun 3
- seruling
- kanung
- kangsi
- gong besar
- gong kecil
Gamelan Banjar versi rakyatan, perangkat
instrumennya :
- babun
- dawu
- sarun
- sarantam
- kanung
- kangsi
- gong besar
- gong kecil
Namun seiring
waktu, gamelan banjar versi keraton semakin memudar dan yang sampai saat ini
bertahan adalah gamelan bajar versi kerakyatan.
23. Agama
Islam
adalah agama mayoritas yang dianut sekitar 96% masyarakat Kalimantan Selatan.
Selain itu ada juga penganut agama Kristen Protestan,
Katolik,
Hindu,
Buddha,
Khonghucu
serta Kaharingan
yang dianut masyarakat di kawasan Pegunungan Meratus.
24. Tarian
a)
Tari Baksa Kembang
Tari baksa kembang
merupakan tarian klasik khas kalimantan selatan dan juga biasanya ditampilkan
pada saat acara penyambutan selamat datang para tamu – tamu kehormatan di Bumi
Lambung Mangkurat . Ciri khas dari tarian ini adanya “Bogam Melati” yang akan
di pegang penari saat menari serta selendang dan juga kembang yang berjuntai
dikepala penari di sisi kiri dan kanannnya. Tidak heran kalau tarian ini
disebut Tari Baksa Kembang karna banayaknya kembang melati sebagai properti
tari yang memperindah dalam tarian tersebut .
b.
Tari Radap Rahayu
Tari radap
rahayu merupakan tarian klasik banjar yang di tampilkan pada saat menyambut
tamu – tamu kehormatan yang datang ke
Bumi Lambung Mangkurat . Ciri khas dari tarian ini penari layaknya seorang
bidadari yang menari menggunakan selendang serta membawa mangkok berisikan
kembang tabur yang nantinya akan di taburkan saat menari yang mencerminkan rasa
suka cita untuk tanda selamat datang untuk para tamu undangan .
c.
Tari Tandik Padalaman
Tari tandik padalaman merupakan tarian dari tanah borneo
atau tarian dayak banjar yang menceritakan tentang kekuatan masyarakat banjar
dalam bertahan hidup serta melindungi diri mereka dari roh – roh jahat yang
akan di obati oleh kepala suku dalam tarian tersebut . Ciri khas dari tarian ini
adanya Gong sebagai properti tari , Tameng dan pedang sebagai pelengkap tarian
tersebut . Dan juga tarian ini bisa memakai daun yang sudah di rangkai
sedemikian rupa sebagai ciri khas dayak banjar.
d.
Tari Persembahan Nuansa
Tari persembahan nuansa merupakan tarian untuk menyambut
para tamu sebagai tanda penghormatan selamat datang di bumi lambung mangkurat,
tarian ini ditarikan oleh para dara – dara sembari menaburkan bunga sebagai
wujud rasa syukur atas limpahan rahmat dari tuhan yang Maha Esa. Ciri khas tarian condong kearah yang lebih
islami dan para penari terlihat anggun saat menarikannya .
e.
Tari Tampurung
Tari tampurung merupakan tarian kreasi banjar yang
menceritakan tentang kelincahan gerak para penari yang sedang menari sambil
bermain dengan tempurung sehingga menghasilkan bunyi yang khas dari tampurung
kelapa (Nyiur)tersebut . Keceriaan
para penari saat menari mencerminkan para gadis – gadis banjar yang senang
menari serta bermain .
f.
Tari Maragap Humbayang
Kuragap Humbayang dalam jiwa sunyi...
Tarian ini
menceritakan tentang merantau merupakan salah satu tradisi masyarakat dahulu
dikalimantan selatan dalam mencari nafkah, merantau meninggalkan kekasih
tercinta, penantian yang lama, mengharap kehadiran yang dicinta. Kekasih hadir
namun tak mampu diraba, meragap humbayang dalam jiwa sunyi. Tuhan berkehendak
lain. Dipanggil hambanya tanpa isyarat nyata. Dan penantian berakhir dengan
sebuah doa.
g.
Tari Giring – Giring
Tari ni merupakan tarian dayak banjar dan tarian ini
menceritakan tentang rasa suka cita rakyat datang atas kehadiran para undangan
atau pun tamu ke hormatan yang datang di tanah borneo . ciri khas dari tarian
ini adalah adanya pegangan yang di pegang olh penari di ke dua tangannya
menyerupai batang kayu yang di balut
dengan rumbai benang wol itulah yang dimaksud dengan giring – giring tersebut.
Daftar
pustaka